Emil Rutin Kupatan di Durenan Trenggalek, Arumi Kangen Ketupat Ayam Lodho

Saat Emil bersama Istri di Durenan Trenggalek
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Trenggalek, VIVA Jatim – Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak bersama sang istri Arumi Bachsin menghabiskan waktu Hari Raya Ketupat h+7 di Desa/Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Tradisi yang sudah berjalan sejak 2 abad ini menjadi kesan tersendiri bagi Emil Dardak dan Arumi Bachsin.

BNN Sebut Pesisir Watulimo Jadi Lokasi Terbuka Penyebaran Narkotika di Trenggalek

Emil Dardak mengatakan sebenarnya kupatan di Trenggalek dengan silaturahmi ini rutin, karena memang kalau di Trenggalek tradisinya berupa kupatan. Berhubung tahun ini ia berlebaran bersama ibundanya di Jakarta, lantas menyempatkan untuk silaturahmi ke Trenggalek.

"Saat masih aktif kami di Masjid Al-Akbar dan Grahadi dan kemudian selalu diusahakan betul juga bisa kupatan di Trenggalek. Sebetulnya sowan ke Mbah Fattah sudah kita jalankan bahkan sebelum menjadi bupati setelah menjadi bupati (Trenggalek). Alhamduillah masih bisa kita laksanakan sampai hari ini," beber Emil, Rabu, 17 April 2024.

Korban Tersapu Ombak di Trenggalek Ditemukan Meninggal 800 Meter dari TKP

Anak dari pasangan Hermanto Dardak dan Sri Widayanti ini mengatakan hal yang berkesan di Kupatan Durenan adalah ini suatu tradisi yang unik. Kedua, ia bisa silaturahmi dan bertemu dengan Kiai Fattah, meski sekarang sudah tidak berdomisili di Trenggalek, tetapi jalinan silaturami bisa terbangun dengan sangat erat.

"Saya bisa dapat nasehat dari Mbah Fattah, tadi menyampaikan salam dari Bu Khofifah kepada Mbah Fattah dan dzuryah bani mesir. Karena memang menjadi punjernya soal tradisi kupatan," tandasnya.

Hari Kedua, Tim Gabungan Menyisir Lokasi Pemancing Tersapu Ombak di Trenggalek

Senada, Arumi Bachsin mengungkapkan bahwa kesan di lebaran ketupat atau tradisi ketupat di Trenggalek menjadi tahu dan mengenal lebih dalam secara langsung. Oleh sebab itu, ia merasa berbeda saat kupatan jalan-jalan terasa padat dan ramai.

"Kalau di Durenan sini malah macet, padahal jarang-jarang Trenggalek macet di sini kita belajar, malah justruhari idul fitri hari hari h tidak terlalu ramai jalannya, jadi momentum itu saya rasa cuma ada disini," ungkap Arumi Bachsin.

Alumnus UIN SATU Tulungagung ini mengatakan bahwa tahun ini lebih meriah dibanding tahun sebelum-sebelumnya. Terlebih saat pandemi covid-19 yang sepi dan belum leluasa untuk anjang sana dan silaturahmi.

"Kita coba rutinin karena ya tidak dapat dimana-mana, paling enak ya di Trenggalek," kenangnya.

Ditanya soal makanan khas Trenggalek saat Hari Raya Ketupat, ia mengatakan masakan ketupat dengan lauk lodho ayam menjadi favorit. Rasanya yang khas dan memberikan kelezatan tersendiri.

"Kuliner biki kangen?ya kupatan sama ayam lodhonya lah," tandasnya sembari tertawa lirih.

Pantauan VIVA Jatim, Emil Dardak bersama sang istri sowan ke KH Abdul Fattah Mu'in yang merupakann generasi keempat dari Mbah Masir atau kerap dikenal Mbah Mesir. Sosok pendiri 'Kupatan' di Durenan yang sudah dua abad lebih berlangsung.