Misi Dagang dengan Arab Saudi, Kadin Jatim Ikuti Indonesian Week 2022

Kadin Jatim saat Ikuti Pameran Indonesian Week 2022
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Upaya percepatan pemulihan ekonomi di Jawa Timur terus digenjot oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim. Salah satunya dengan meningkatkan ekspor produk ke sejumlah negara, tak terkecuali di Arab Saudi

LKPj Gubernur Akhir TA 2023 Disetujui DPRD Jatim, Pj Gubernur: Target Tercapai Optimal

Langkah konkret Kadin Jatim dalam peningkatan ekspor produk itu dengan cara mengikuti pameran ‘Indonesian Week 2022’ yang diselenggarakan di Riyadh dan Misi Dagang dengan Jeddah Arab Saudi. Puluhan pengusaha Jawa Timur bertolak ke Arab Saudi sejak Kamis hingga Rabu mendatang, Dikomandoi langusng oleh Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto.

"Ada 18 pengusaha dari industri menengah yang ikut, mereka membawa berbagai produk yang potensial untuk diekspor ke Saudi Arabia, diantaranya produk mamin, alat pemadam kebakaran, arang kayu, tepung porang, tepung mocaf, kacang gangsar, serta teh hijau jamus. Selain itu juga ada industri besar dari Jatim yang ikut, diantaranya Kopi Kapal Api, Finna, dan Tjiwi Kimia," ujar Adik dalam keterangan tertulis yang diterima Viva Jatim, Senin 27 November 2022. 

8 Calon Jemaah Haji Jatim Tunda Terbang hingga Hari ke-5 Pemberangkatan

Adik mengungkapkan, pameran tersebut sangat strategis karena Arab Saudi adalah pasar yang cukup besar dan potensial. Terlebih hampir seluruh produk yang dibutuhkan oleh masyarakat Arab berasal dari impor. 

Berdasarkan data Comtrade, pada 2021 nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai US$5,55 miliar atau setara Rp79 triliun (dengan kurs Rp14.269 per dolar AS). Nilai ini meningkat 40,4 persen dibanding tahun 2020 yang hanya sebesar US$3,95 miliar.

3.710 Jemaah Haji Asal Jatim Sudah Mendarat Selamat di Tanah Suci

Ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada 2021 mencapai US$1,58 miliar. Namun, impor Indonesia dari Arab Saudi mencapai US$3,97 miliar. Sehingga neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$2,38 miliar atau setara Rp 34 triliun.

Defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi ini selalu dialami Indonesia dalam 28 tahun terakhir. Defisit terdalam mencapai US$4,7 miliar pada 2013 akibat besarnya impor minyak. Sementara sepanjang periode Januari-April 2022, neraca perdagangan Indonesia-Arab Saudi juga mengalami defisit. 

Sementara itu, Wakil ketua komite tetap Jaringan Usaha Antar Provinsi Wilayah Tengah I. Kadin Jatim Mohammad Syafiudin yang juga Owner CV Prosperous Bersama bahwa ada banyak potensi kerjasama yang bisa digali dengan Arab Saudi.

"Melalui kegiatan seperti ini, kami jadi mengetahui produk apa yang mereka butuhkan, seperti makanan dan charcoal atau arang kayu, kebutuhan di sini besar sekali karena masyarakat Arab senang barbeque," ujar Didi, panggilan akrab Mohammad Syafiudin.  

Selain makanan dan arang kayu, ia juga membawa berbagai produk UMKM binaan LPNU Blitar, mulai dari makanan, kerajinan, pakaian dan produk alas kaki. Ia juga mengaku sangat senang bisa mengikuti pameran, terlebih ada sekitar 200 importir yang diundang dan hadir. 

"Produk-produk kita sudah bagus, tinggal bagaimana mengenalkan saja. Nah, momen seperti ini penting agar produk yang sudah bagus ini bisa dikenal dan dilihat oleh masyarakat luar. Apalagi, pasar Saudi Arabia ini sangat luas karena hampir seluruh kebutuhan dipenuhi impor. Sayuran semuanya impor dari India, biskuit, dan produk yang lain juga banyak yang impor," pungkasnya.