Tak Hanya Listrik, Petugas PLN Juga Wajib Tahu Cara Tangani Limbah B3

Petugas PLN memakai APD lengkap saat menangani limbah B3
Sumber :
  • VIVA Jatim/Mokhamad Dofir

Surabaya, VIVA Jatim – Selain dituntut mahir urusan listrik, petugas PLN juga wajib mengetahui tata cara menangani limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sebab, pada waktu tertentu, mereka bakal bersinggungan dengan material buangan yang membahayakan lingkungan.

Keseruan PLN Mobile Color Run Surabaya, Ajang Lari 5 Kilometer Penuh Warna

Contoh limbah yang membahayakan lingkungan dalam dunia kelistrikan diantaranya, minyak trafo. Mineral oil ini biasanya dipakai sebagai pendingin dan isolasi pada transformator.

Sebuah sumber menyebut, beberapa jenis minyak trafo mengandung poliklorinasi bifenil atau PCB. Sifat zat ini sangat membahayakan apabila sampai mencemari lingkungan dan paparannya berkorelasi terhadap masalah kesehatan.

Mahameru EVI, Kompetisi Pertama di Indonesia yang Digelar Polda Jatim

Oleh karena itu, ketika petugas PLN sedang melakukan pemurnian minyak trafo agar kinerja trafo listrik tetap optimal. Perlu mengenakan alat pelindung diri seperti hazmat, kacamata, masker dan sarung tangan. Hal ini penting, karena untuk mencegah adanya kontaminan yang terhirup.

Supaya petugas PLN memahami prosedur ini, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mengadakan kegiatan simulasi tanggap darurat penanganan limbah B3 bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Banjir Baliho Hendy - Kaesang di Surabaya, Maju Pilwali 2024?

"Kegiatan ini sangat penting untuk memastikan seluruh pegawai dan tenaga alih daya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menangani limbah B3. Dengan adanya simulasi ini, kami berharap dapat memperkuat budaya keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan," kata General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, Jumat, 7 Juni 2024.

Ia menjelaskan, melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness akan berbahayanya limbah B3 ke lingkungan. Misalnya adanya ceceran limbah minyak trafo yang mencemari air tanah. Maka, air tanah tersebut sudah tercemar oleh limbah B3 dan perlu dilakukan uji laboratorium apabila akan dikonsumsi. 

Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Anies Wijayanti menyampaikan apresiasi terhadap langkah proaktif PLN dalam mengadakan simulasi ini. 

"PLN menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap perlindungan lingkungan. Simulasi ini adalah contoh nyata bagaimana sebuah perusahaan besar dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus melindungi masyarakat dari potensi bahaya limbah B3," tandasnya.

Sebelumnya, PLN juga telah menggelar kegiatan kesiapsiagaan dalam kondisi darurat di Pasuruan dan Madiun. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pasuruan bekerja sama dengan PMI Kota Pasuruan mengadakan pelatihan Teknik Pertolongan Pertama (First Aid) yang diikuti oleh 35 peserta, termasuk pegawai dan Tenaga Alih Daya (TAD) pada 21 Mei 2024. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan pertolongan pertama dalam situasi darurat. 

Sementara di Madiun, PLN bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun menggelar simulasi tanggap darurat banjir di Waduk Widas, Kabupaten Madiun pada Rabu, 16 Mei 2024. 

Kepala BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis memberikan pengarahan awal tentang memastikan aliran listrik aman dan mengurangi risiko kecelakaan. 

Selama simulasi, peserta diajarkan cara mematikan aliran listrik dengan aman, evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, dan penggunaan alat keselamatan serta pertolongan pertama dalam penanganan keadaan darurat.

Melalui pelatihan dan simulasi ini, PLN bersama PMI dan BPBD berupaya memperkuat kemampuan tanggap darurat para peserta pelatihan, menjadikan mereka garda terdepan dalam menjaga keselamatan serta dapat melakukan evakuasi saat menghadapi situasi darurat dan bencana alam.