Tiga Konsep Dasar Relasi Beragama dan Bernegara yang Diusung PBNU

Dr KH Hilmy Muhammad dan KH M Hasan Mutawakkil Alallah
Sumber :
  • Media Center PWNU Jawa Timur

Jatim – Wakil Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hilmy Muhammad menyebut ada tiga kosep dasar panduan dalam relasi Islam dan Negara. Pertama, pemimpin yang adil dan amanah. Kedua, keputusan harus didasarkan pada musyawarah. Dan ketiga, kesejahteraan masyarakat menjadi orientasi yang harus diutamakan.

Pandangan Islam soal Calon Bupati Mesuji yang Janjikan Surga

Hal itu diungkapkan Kiai Hilmy dalam seri Halaqah Fikih Peradaban, bertajuk 'Fikih Siyasah (Fikih Politik) dan Negara Bangsa' di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur, pada Rabu 7 Desember 2022.

Tiga konsep dasar relasi bernegara dan beragama yang disampaikan Kiai Hilmy itu merujuk kepada Hujjatul Islam Imam al-Ghazali, penulis magnum opus Kitab Ihya' Ulummiddin. Dalam kitab itu dikatakan bahwa negara dan agama adalah saudara kembar. Agama merupakan dasar, sedangkan negara adalah penjaganya. Sesuatu yang tanpa dasar akan runtuh, dan dasar tanpa penjaganya akan hilang. 

4 Menteri Kader NU Mendatangi Kantor PBNU, Meminta Restu dan Doa

Hal itu dianggap penting sebab negara berkepentingan untuk menghadirkan kebaikan-kebaikan walaupun secara tekstual tidak ada dalam Al-Quran dan Hadits. Sebab di dalam Islam sendiri tidak dikenal konsep tentang pemerintah dan negara. Namun, Islam memberikan panduan pemerintah, yang ujungnya untuk memberi kesejahteraan pada masyarakat.

"Dalam Islam dikenal ahlul halli wal-aqdi, keterwakilan oleh para ulama dan intelektual dalam satu lembaga untuk bermusyawarah. Hal ini berbeda dengan demokrasi. Demokrasi ya asal orang dengan jumlah banyak itulah yang menang," tutur masyaikh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta itu.

PBNU Siap Membangun Masa Depan Bangsa bersama Prabowo-Gibran

Kiai Hilmy Muhammad juga menegaskan bahwa kehadiran negara harus berorientasi pada kesejahteraan dan stabilitas keamanan. Di sinilah, menurutnya letak pentingnya pemahaman siyasah wathoniyah (politik kebangsaan) dan siyasah ilahiyah (politik keilahian).

Kenyataan soal tanah air dalam wujud negara di bumi Nusantara, menurut Kiai Hilmy adalah Al-Wathon al-Khas, al-Balad al-Khas (tanah air secara khusus) yang telah didirikan dan dibangun serta mendapat dukungan mayoritas umat Islam.

"Karena itu, kita mengenal Hubbul Wathan Minal Iiman (cinta tanah air bagian dari iman). Karena kita berada di Indonesia. Hal itu sudah ditegaskan para ulama terdahulu, khususnya muassis (pendiri) Nahdlatul Ulama," tuturnya. 

Diketahui, Halaqah Fiqih Peradaban ini juga hadir sebagai pembicara KH Silahuddin, Wakil Sekjen PBNU. Gus Muhammad Syakur Dewa dari Pondok Pesantren Patemon Probolinggo dan kalangan kiai pondok pesantren dan jajaran PCNU se- Kraksaan Raya. Hadir di antaranya adalah KH Wasih, kiai sepuh di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur.