Pilu Remaja Penderita Tumor di Mojokerto, Butuh Uluran Tangan

Remaja Penderita Tumor di Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah

Ia mengaku, tak melanjutkan pemeriksaan di RSPAL lantaran terkendala biaya, baik biaya perjalanan maupun biaya pengobatan. Penghasilannya sebagai penjaga kios minuman di Sky Walk Alun-alun Kota Mojokerto terbilang pas-pasan. 

Kapolsek di Mojokerto Ditemukan Tewas Gantung Diri

“Kendala biaya, biaya saya sendiri, biaya berangkatnya. Itu pun di sana cuman lab terus pulang lagi, pulang lagi, lab lagi, jarak beberapa hari lab lagi. Begitu saja, belum ada pengobatan,” beber Septi. 

Okta juga terpaksa putus sekolah karena tak masalah biaya. Sekitar bulan Maret - April 2024, kondisi Okta kian kurus. Pasca Hari Raya Idul Fitri semakin parah hingga drop. 

Dihadiri Khofifah, 30 Ribu Warga Ikut Cleo Jalan Sehat di Mojokerto

Okta pun dibawa ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto untuk mendapatkan tindakan medis. Namun, tidak ada menunjukkan perkembangan kesehatan yang berarti, bahkan kondisi Okta memburuk. Bahkan, kondisi kakinya sempat membengkak. 

“Dokter bilang, penyakitnya sudah menjalar. Karena penyakit sudah menjalar susah diobati. Dijelaskan ke saya , ini sudah tidak ada harapan. Saya sempat down, sempat pasrah,” kata Septi. 

Tersengat Listrik saat Tebang Pohon, Remaja di Bojonegoro Meninggal Dunia

Sejak awal Bulan Agustus 2024, Okta hanya bisa berbaring lemas di kasur. Septi sangat berharap ada uluran tangan dermawan untuk membantu pengobatan anaknya, meski memang Okta memiliki jaminan kesehatan dari BPJS kesehatan

“Harapannya ada kesembuhan meskipun dioperasi, mungkin diambil benjolannya. Kalau disini tidak bisa, mungkin di Surabaya bisa. Mintanya dia dikawal sampai dia dapat penanganan, minta tolong,” tuturnya sembari meneteskan air mata. 

Halaman Selanjutnya
img_title