Mendes Ingin Desa Berkontribusi Jadi Supplier Bahan Baku Program Makan Bergizi Gratis
- Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto ingin desa berkontribusi menjadi supplier bahan baku dalam program makan bergizi gratis.
Hal itu diungkapkan Yandri saat melakukan kunjungan kerja ke wisata Bernah De Vallei di Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Mojokerto pada Senin, 4 November 2024.
Ia mengungkapkan, saat ini dirinya tengah melakukan pemetaan untuk melihat potensi desa seluruh Indonesia. Karena, masing-masing desa memiliki potensi yang mungkin berbeda satu dengan lainnya.
"Saya memang sekarang sedang mapping (pemetaan) potensi di hampir 80 ribu desa di Indonesia terkait potensinya. Apakah layak jadi desa perikanan, pariwisata, pertanian, kerajinan, dan sebagainya. Kita tidak bisa pukul rata," ungkapnya.
Kedepannya, Kementerian Desa dan desa di Indonesia bersinergi dalam program dari Pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satujya program unggulan makan bergizi gratis.
"Kita mapping betul sehingga kolaborasi benar-benar terjadi apalagi kalau dikaitkan dengan makan siang bergizi gratis. Saya berharap desa di Indonesia bisa jadi penyuplai bahan baku apakah cabainya, tomatnya, ikannya, atau apa pun itu," terang Yandri.
Program makan bergizi gratis membutuhkan bahan baku yang besar. Hal ini menambah ruang gerak ekonomi untuk masyarakat desa sekaligus membuka lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan SDM yang ada.
Oleh karena itu, kata Yandri, kolaborasi berbagai pihak desa melalui BUMDes hingga perusahaan swasta bisa dimaksimalkan.
Ia pun mencontohkan sebagaimana yang dilakukan Desa Kembangbelor yang mengelola wisata De Vallei. Wisata ini menawarkan pesona alam khas lembah pegunungan dan beragam wahana. Ia menyebut, Bernah De Vallei layak dijadikan percontohan untuk desa-desa di Indonesia.
“Saya melihat kondisinya sangat bagus dan layak untuk dijadikan percontohan di Indonesia. Karena Bernah De Vallei ini, sesuatu bagi saya. Mungkin yang tadinya lahan tidak bermanfaat, tetapi berkat inovasi bagi pihak desa sehingga penghasilannya sudah ratusan juta. Pola ini bisa dimanfaat bagi desa lain di Indonesia,” ungkapnya.
Banyak wahana yang bisa dinikmati di Bernah De Vallei. Di antaranya, kawasan dinosaurus, taman kelinci, spot camping, kolam renang, flying fox, otoped, panggon dolanan dan mini trail ATV.
Menurut Yandri, hadirnya wisata ini menjadi bukti Pemerintah Desa Kembangbelor serius membangun desa. Karena wisata ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PADes) Kembangbelor dan menyerap tenaga kerja.
“Banyak desa dengan potensi wisata harus kita promosikan dari dalam dan luar negeri. Insyaallah kunjungan wisatawan ke Indonesia yang sekarang kalah dari Indonesia maka akan naik menyamai bahkan lebih besar dari Thailand dan Malaysia,” pungkasnya.