Konten JJ Menurut Cak Mad: Boleh Asal Tak Langgar Syariat
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Blitar, VIVA Jatim – Festival Media Pondok Jatim (FMPJ) berlangsung semarak, salah satunya Talkshow bersama dengan Gus Ahmad Kafabihi dan Ning Sheila Hasina dari Lirboyo, Kediri. Cak Mad, sapaan akrab Gus Ahmad menyinggung konten jedag-jedug atau JJ marak terjadi di berbagai platform media sosial (medsos).
Cak Mad menitipkan pesan kepada para konten kreator dakwah di pondok pesantren agar lebih kompeten lagi dalam memproduksi konten. Hal itu ia sampaikan di di Aula PP. Al-Muhsin Blitar agar memilah dan memilih yang baik dan mendidik untuk ditayangkan, terlebih dalam pemilihan backsound video.
"Memakai background jedag-jedug tidak masalah, mengikuti tradisi kekinian tidak apa-apa, yang penting tidak melanggar syariat," ujar Cak Mad, diterima VIVA Jatim Sabtu, 28 Desember 2024.
Selain itu, beliau juga mewanti-wanti ketika dalam bermedia, pengurus meski memiliki relasi yang banyak dan hubungan dengan media pondok lain, namun dengan pondok pesantren saja masih mempunyai permasalahan atau pekerjaan rumah
"Bisa jadi panjenengan terlalu sering keluar menjadikan masyayikh kecewa. Sebab bisa berprestasi di media namun dalam keilmuan masih kurang. Ini yang sering menjadi PR teman-teman dan hal ini berbahaya," ulasnya.
Suami Ning Sheila Hasina Lirboyo Kediri ini mengatakan sinergitas hubungan adalah relasi terhadap beberapa figur. Figur yang terpenting bagi tim Media pondok Jatim yakni terhadap para masyayikh dan keluarga besar pondok pesantren dalam berkhidmah.
"Selain itu, sinergitas yang harus diperhatikan lagi yaitu terhadap stakeholder antar pengurus. Dalam berorganisasi penting bagi kita untuk melihat komponen masing-masing," paparnya.
Cak Mad memberikan contoh apabila menjadi ketua harus memahami tugasnya sebagai ketua. Sementara anggota juga seperti itu, tidak bisa sawang sinawang semua punya porsinya masing-masing dan memiliki tanggungjawab masing-masing.
Relasi selanjutnya dalam meningkatkan kualitas organisasi adalah seorang senior harus mengkader juniornya. Jangan berpangku tangan atau menutup diri sehingga berpikiran bahwa ilmu yang dimiliki hanya untuk dirinya sendiri.
Putera KH Kafabihi Mahrus ini juga berpesan kepada para senior agar tidak pelit informasi kepada junior, supaya tidak menyembunyikan ilmu yang dimiliki sendiri.
Karena dari sini, Cak Mad yakin peran pengkaderan generasi sangat penting untuk bisa meneruskan perjuangan apabila sudah tidak berada di organisasi.
"Jika menginginkan penerus yang lebih baik dari kita, maka dimulai dari memperbaiki diri kita dahulu sebagai senior," tandasnya.