Kementan Sebut 600 Hektar Sawah di Indonesia Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Dirjen Tanam Pangan Kementerian Pertanian RI Yudi Sastro
Sumber :
  • Imron Saputra/Viva Jatim

Lamongan, VIVA JatimDirektur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Kementrian Pertanian RI, Yudi Sastro menyebut, sedikitnya ada 600 hektar sawah di Indonesia terdampak bencana hidrometeorologi.

Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim Bermanfaat untuk Mitigasi

Yudi mengatakan sawah yang terdampak banjir akibat bencana hidrometeorologi itu diakuinya tidak berdampak pada swasembada pangan. Sebab padi yang terendam langsung ditanami lagi ketika air sudah tidak lagi menggenangi sawah.

Untuk sawah yang terendam akan diindentifikasi oleh dinas pendidikan daerah kemudian hal itu dilaporkan ke kementerian. Baru kemudian kementerian akan mengganti padi yang rusak akibat banjir dengan benih yang baru.

25 KK Terdampak Longsor di Pucanganak Trenggalek

"Setiap daerah atau desa yang kena bencana hidrometeorologi itu kan nanti diidentifikasi oleh dinas kabupaten dan provinsi, kemudian diajukan ke Kementerian Pertanian, dalam hal ini Direktur Jenderal Tanaman Pangan kemudian benihnya segera kita ganti," kata Yudi, Rabu 8 Januari 2025.

Yudi mengatakan, untuk penanggulangan bencana itu diprioritaskan hal ini sesuai dengan arahan presiden. Adapun bencana banjir itu terjadi di daerah, Ponorogo, Sumedang Jawa Barat dan Banten.

38 Rumah di Trenggalek Terdampak Tanah Gerak, Ratusan Orang Mengungsi

Sementara dalam kunjungan kerjanya Dirjen Tanam Pangan optimis Kementan  bahwa dengan dukungan pupuk subsidi yang cukup, pengelolaan air yang baik, dan harga gabah yang menguntungkan hal itu dapat mencapai target swasembada pangan.

Kementan juga menetapkan target peningkatan luas tanam sebesar 30 pesen untuk tahun depan. Sehingga produksi beras dapat melebihi konsumsi secara nasional. Data luas tanam, pada Oktober mencapai 1,2 juta hektar, Desember 2 juta hektar, dan Januari ini mencapai 2 juta hektar. Dengan luas tanam di atas 1 juta hektar itu maka dipastikan akan surplus setiap bulannya.

"Kebutuhan beras nasional diperkirakan mencapai 2,8 juta ton per bulan, sehingga dengan target tanam 13 juta hektar pada tahun 2024 dan 20 juta hektar pada tahun 2025, Lamongan diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional," pungkasnya.