Operasi Pasar Ramadan di Mojokerto Diserbu Emak-emak, Harga Lebih Hemat
- M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim – Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menggerlar Operasi Pasar Ramadan di Pasar Raya Mojosari pada Jumat, 7 Maret 2025. Operasi pasar ini diserbu emak-emak karena harganya lebih hemat.
Mereka rela antri dan berdesakan demi mendapatkan sembako dengan harga murah sejak pukul 07.00 WIB. Program ini memang menawarkan berbagai bahan kebutuhan pokok dengan harga di bawah pasaran.
Mulai dari beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) harga Rp 56 kemasan 5 kilogram (kg). satu liter MinyaKita hanya Rp 14.500, beras sawah hijau kemasan 5 kg Rp 67.000, telur Rp 24.000/kg, cabai rawit Rp 40.000/kg, bawang merah dan putih Rp 35.000/kg, gula pasir dari PG Gempolkerep 14.500/kg.
Adapula minyak goreng Sania Rp 19.000/liter, minyak goreng Fortune Rp 37.000/2 liter, daging ayam utuh Rp 30.500, dan teh kahuripan Rp 8.000/kotak. Semua komoditas tersebut rata-rata ludes terjual.
Operasi pasar murah ini ditinjau langsung oleh Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa (Gus Barra), Wabup dr Rizal Octavian, Kapolres AKBP Irham Kustarto, Sekdatkab Teguh Gunarko, Kejari Edang Tirtana ,
Juga Kepala BPS Dwi Yuhenny, Plt Kepala Disperindag Iwan Abdillah dan perwakilan Perum Bolog Cabang Mojokerto.
Gus Barra mengatakan, operasi pasar ini digelar untuk menekan harga barang pokok yang melambung di setiap bulan Ramadan. Selain itu, juga menekan laju inflasi daerah.
Rencananya, operasi pasar murah ini akan digelar dua kali dalam sepekan selama Ramadan.
“Operasi pasar Ramadan ini akan keliling di pasar-pasar se-Kabupaten Mojokerto. Jumat depan ada di Pasar Brangkal. Ini fungsinya untuk menekan inflasi di Kabupaten Mojokerto dan menstabilkan harga bahan pokok di Kabupaten Mojokerto,” katanya, Jumat, 7 Maret 2025.
Harga cabai rawit menjadi perhatian serius Pemkab Mojokerto. Sebab, saat ini harga cabai rawit di pasaran tembus Rp 80.000/kg. Sedangkan di operasi pasar hanya Rp 40.000/kg atau Rp 10.000 untuk seperempat yang dijual oleh petani dari Dwarblandong.
“Cabai sangat murah lo, Rp 40 ribu per kg, dijual seperempatan Rp 10 ribu. Harga asli 80 ribu, disubsidi Rp 40 ribu, jadi jauh harganya’ ungkapnya.