Rupiah Melemah Akibat Profit Taking di Pasar Saham dan Kebijakan The Fed
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim –Analis pasar uang, Rully Nova, mnyebut bahwa pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi oleh aksi profit taking di pasar saham.
“Pelemahan rupiah secara domestik dipengaruhi oleh aksi profit taking di pasar saham yang terkait dengan hari kerja yang lebih pendek pada minggu ini,” ujarnya, dikutip dari Antara, Senin 26 Mei 2025.
Pada penutupan perdagangan Senin di Jakarta, kurs rupiah melemah sebesar 32 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.249 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya Rp16.218 per dolar AS.
Menurut Rully, indeks bursa telah mengalami kenaikan signifikan sejak posisi terendahnya tahun ini, sehingga investor mulai merealisasikan keuntungan (profit taking).
Di sisi lain, pernyataan hawkish dari Federal Reserve (The Fed) mengenai ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) turut memberikan tekanan pada kurs rupiah.
“Ada kekhawatiran dari The Fed bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump dapat mengakibatkan inflasi yang tinggi sekaligus tingkat pengangguran yang meningkat,” jelas Rully.
Sementara itu, Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, menambahkan bahwa The Fed menunjukkan kekhawatiran terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi global.