Ada 2 Visum Berbeda di Perkara Mas Bechi, Ini Kata Pengacara dan Jaksa

Pengacara Mas Bechi, Gede Pasek Suardika.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Sidang perkara dugaan pencabulan dengan terdakwa Moch Subechi Azal Tsani atau Mas Bechi di PN Surabaya pada Jumat, 9 September 2022, menghadirkan satu saksi dan satu ahli pidana. Namun yang jadi perdebatan antara jaksa penuntut umum (JPU) dan penasihat hukum terdakwa adalah soal adanya dua hasil visum korban yang berbeda.

Pj Wali Kota Kediri Buka Pameran Foto Jurnalistik SANTRI: Refleksi Toleransi

Ketua Tim Penasihat Hukum terdakwa Mas Bechi, Gede Pasek Suardika, mengatakan, berdasarkan saksi yang didatangkan, yaitu dokter, didapati bukti dua hasil visum yang isinya berbeda. Visum pertama dilakukan tahun 2018 dan visum kedua tahun 2019. Semua visum dilakukan dokter yang sama dari RSUD Jombang.

"Visum ini jadi problem besar dalam kasus ini. Pertama pernah ada visum 2018 terhadap laporan kasus lain, orang yang sama yang divisum tapi tidak terbukti. Kemudian yang bersangkutan melapor lagi kemudian dimintakan visum pada saksi,” kata Gede Pasek kepada wartawan. 

Bejat Guru Ngaji Tega Cabuli Muridnya Berulang Kali, Korban Kini Lapor Polisi

Ketika membuat visum pada 2019, lanjut Pasek, saksi mengirimkan pada penyidik beberapa minggu kemudian. Saksi didatangi polisi untuk mengkonfirmasi soal isi visum itu, karena isi visum dianggap sudah berubah.

"Ada satu isi yang berubah soal arah jarum jam dalam selaput dara (korban) itu, yaitu ke arah pukul 13, sementara yang lainnya 6-9 sampai dasar. Istilahnya begitu. Datanglah polisi lalu dilakukanlah perbaikan dengan alasan dia memiliki dokumen foto milik yang bersangkutan. Lalu diperbaikilah menjadi sama dengan visum yang 2018,” ujar Pasek.

Paman di Lamongan Cabuli Keponakan Sebanyak 3 Kali, Korban Trauma dan Tak Mau Sekolah

Kedua visum ini lah yang kini tengah dipermasalahkan oleh pihak pengacara. Apalagi, dalam perkara ini antara visum dengan waktu kejadian, terpaut jauh yakni 2,5 tahun. “Ini lah yang kita kejar, mana duluan buat surat pernyataan atau perbaikan visum. Dia [saksi] bilang lupa. Susah juga kita ngejar. Selain visumnya 2,5 tahun, kemudian hasilnya berbeda, kemudian ada revisi akibat dia kedatangan penyidik," tandas Pasek.

Ia menyebut, Mei 2017 adalah waktu kejadian yang didakwakan, sedangkan visum dilakukan pada 1 November 2019. Itu pun, tambahnya, antara visum yang asli dengan yang direvisi juga terjadi permasalahan. Sebab, selain terpaut jarak waktu, tanggal pada surat juga diubah.

Halaman Selanjutnya
img_title