Emil Dardak Sebut Tradisi Kupatan sebagai Pondasi Kebersamaan
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat Jawa Timur ini mengungkapkan mendapat informasi sejak tahun ini diadakan pawai budaya malam. Terlebih, didukung oleh Bupati Trenggalek, Moch Arifin, sehingga Emil berharap kedepan semakin meningkatkan semarak dari peringatan yang sangat baik ini.
"Terus terang saya ingatnya kupatan ya di Trenggalek, karena saya lama disini sebelumnya. Memang ada tradisi mirip-mirip di berbagai wilayah mungkin dengan sejarahnya masing-masing," imbuhnya.
Disinggung menariknya di Trenggalek, Emil mengungkapkan tidak akan bisa melupakan daerah yang menjadi bagian dari keluarga besarnya. Sehingga, ia menyempatkan diri bersama keluarga kecil untuk bertandang ke Trenggalek.
"Trenggalek yang menarik itu ada tokoh-tokoh. Istilahnya daftar wajib harus kita datangi, salah satunya bapak saya," tandasnya.
Sementara dilokasi yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, KH Abdul Fattah Mu'in menerangkan, perbedaan dengan daerah lain, jika kupatan di Durenan masyarakat berkunjung tujuannya silaturrahmi. Sedangkan di daerah lain karena hiburan, mana kala tidak ada hiburan tidak datang ke lokasi tersebut.
Kiai Fattah menambahkan, bahkan kupatan di daerah lain hanya ada yang mencari Piagam Rekor Muri. Namun Tradisi Kupatan Durenan tidak, apapun keadaannya tiap tahun tujuan bertandang dari rumah untuk silaturrahmi.
"Istilahnya sowan kiai yang tidak bisa diikuti, banyak sebenarnya, tapi kalau tidak dipuasai sebelumnya ya kurang nikmat. Karena orang sini umumnya puasa, jadi sebelum ketupat itu. Ketupat itu ngriyayani istilahnya puasa 6 hari," tutup Kiai Fattah.