Emil Dardak Sebut Tradisi Kupatan sebagai Pondasi Kebersamaan

Emil Dardak bertandang ke Durenan Trenggalek Tradisi Kupatan
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat Jawa Timur ini mengungkapkan mendapat informasi sejak tahun ini diadakan pawai budaya malam. Terlebih, didukung oleh Bupati Trenggalek, Moch Arifin, sehingga Emil berharap kedepan semakin meningkatkan semarak dari peringatan yang sangat baik ini.

Harapan Isye Pj Ketua Dekranasda Jatim pada Kolaborasi IKM Binaan dengan NTB

"Terus terang saya ingatnya kupatan ya di Trenggalek, karena saya lama disini sebelumnya. Memang ada tradisi mirip-mirip di berbagai wilayah mungkin dengan sejarahnya masing-masing," imbuhnya.

Disinggung menariknya di Trenggalek, Emil mengungkapkan tidak akan bisa melupakan daerah yang menjadi bagian dari keluarga besarnya. Sehingga, ia menyempatkan diri bersama keluarga kecil untuk bertandang ke Trenggalek.

Bursa Cawabub Trenggalek, Gembong: Saya Fokus ke Pemilu

"Trenggalek yang menarik itu ada tokoh-tokoh. Istilahnya daftar wajib harus kita datangi, salah satunya bapak saya," tandasnya.

Sementara dilokasi yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, KH Abdul Fattah Mu'in menerangkan, perbedaan dengan daerah lain, jika kupatan di Durenan masyarakat berkunjung tujuannya silaturrahmi. Sedangkan di daerah lain karena hiburan, mana kala tidak ada hiburan tidak datang ke lokasi tersebut.

Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024 Versi Quick Count, Khofifah dan Emil Dardak Langsung Tumpengan

Kiai Fattah menambahkan, bahkan kupatan di daerah lain hanya ada yang mencari Piagam Rekor Muri. Namun Tradisi Kupatan Durenan tidak, apapun keadaannya tiap tahun tujuan bertandang dari rumah untuk silaturrahmi. 

"Istilahnya sowan kiai yang tidak bisa diikuti, banyak sebenarnya, tapi kalau tidak dipuasai sebelumnya ya kurang nikmat. Karena orang sini umumnya puasa, jadi sebelum ketupat itu. Ketupat itu ngriyayani istilahnya puasa 6 hari," tutup Kiai Fattah.