Kisah Kiai Azizi saat Mondok di Lirboyo: ke Pasar sambil Lalaran Alfiyah

KH Azizi Hasbullah semasa hidup
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Azizi Hasbullah yang wafat pada hari Minggu kemarin 21 Mei 2023 menyimpan banyak cerita. Salah satunya, saat mondok di Pesantren Lirboyo Kediri ikut keluarga ndalem ke pasar sambil lalaran Alfiyah —nadzoman berjumlah 1002 bait.

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

Hal tersebut dikisahkan oleh Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahstul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Tulungagung, Agus Muh Anang Muhsin. Dirinya mendapat informasi tersebut dari santri ndalem yang sezaman dengan Kiai Azizi yang mengabdi di kediaman Almaghfurlah KH Idris Marzuqi.

"Saya pernah mendapat informasi ketika didalam, dari Lirboyo ke misalnya tugas ke pasar, saat itu beliau masih santri. Beliau menuju ke pasar di tengah perjalanan itu istilahnya menuju ke Pasar Bedak itu melalar Alfiyah hafalan," terang Agus Muh Anang Muhsin, saat dihubungi Viva Jatim, Minggu 21 Mei 2023.

Bayi Kembar Siam di Tulungagung Dioperasi Pemisahan Tunggu 8-10 Bulan

Gus Anang menambahkan, kala itu Kiai Azizi muda diterima ikut ndalem. Beliau bagian nyuci popok Agus Hasyim kecil. Tak hanya itu, dikisahkan pula, beliau keliling berjualan es lilin ke desa-desa dan pondok di Kediri menggunakan sepeda pancal di sela-sela kesibukan belajar dan mengaji.

"Kiai Azizi saat ke pasar atau saat keliling jualan es, beliau masih sempat nglalar Alfiyah," ungkapnya.

Minta Nasihat, Ketua TKD KIM Gresik Silaturahmi ke Ketua PCNU

Gus Anang juga mengaku, saat nyantri, dirinya bersama teman santri lainnya ikut ke Kiai Azizi muda. Di kamar gedek santri ndalem, Kiai Azizi melayani siapa saja aktivis bahtsul masail atau santri lainnya yang ingin belajar kepadanya.

"Beliau melayani ibaratnya 24jam, tetapi di shift gantian. Misalnya jam magrib, maksudnya tidak mengajar mulai ba'da maghrib kira-kira satu jam," ujarnya.

Dengan sabar dan telaten beliau terus melayani secara bergantian, antara grup santri satu dengan lainnya. Gus Anang menuturkan, ia tak hanya sendiri, namun bersama tamatan Pondok Lirboyo 2005 mengaji langsung ke beliau di kamar gedek.

Metode unik yang beliau gunakan, dikisahkan Gus Anang ialah tidak menerangkan atau menjelaskan secara langsung dan utuh dihadapan santri-santri yang ingin belajar kepada beliau. Namun, Gus Anang mengungkapkan dirinya bersama 5 hingga 10 santri lain belajar, berdiskusi.

Kiai yang mendapat amanah Komisi Fatwa MUI Tulungagung menambahkan, Kiai Azizi hanya sebatas membenarkan kalau ada yabg salah. Lalu, diberikan keterangan tambahan, sehingga sifatnya beliau seperti perumus, kemudian memberikan keterangan-keterangan yang mungkin belum.

"Kita sendiri yang musyawarah, saat itu kami syawwir Fathul Qorib. Lalu murodi sendiri ada juga yang menerangkan, saat teman-teman sudah mentok, baru Kiai Azizi memberikan penjelasan ini dan seterusnya," imbuhnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattahiyah Miren Ngranti Boyolangu Tulungagung ini membenarkan, almarhum adalah figur yang mensupport santri yang sekarang menjadi aktivis bahstul masail Lirboyo. Kepada siapapun, akan melayani yang ingin belajar kepadanya.

"Sepengetahuan saya, guru yang paling alim saat ini adalah beliau. Ilmu Ushul Fiqih hingga tasawufnya luar biasa. Saya menyaksikan kealiman, apalagi tawadhuknya urusan Masyayikh Lirboyo. Repotnya seperti apa, kalau sudah ditimbali Lirboyo tidak ada kata tidak," terangnya.

Dirinya merasa kehilangan atas kepergian gurunya, baik secara pribadi maupun dari aktivis LBM mendoakan beliau. Semoga jerih payah pengorbanan dan tarbiyah beliau kepada umat semua benar-benar diterima oleh Allah swt.

Tak hanya itu, Gus Anang juga berharap lahir generasi penerus yang memiliki semangat khidmah dalam ilmu. Sudah banyak jasa Kiai Azizi menghantarkan santri-santri memahami lautan ilmu yang beliau miliki.

"Saya yakin beliau wafat dalam keadaan tholabul Ilmi dalam rangka menghadiri bahsul masail. Insyaallah min ahlil Jannah," tutupnya.