Pemuda Buddha Surabaya Gelar Kajian Lintas Iman, Bahas Korelasi Moderasi Beragama dan Ajaran Agama

Pemuda Buddha Surabaya Gelar Kajian Lintas Iman
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

“Yesus Kristus menunjukkan bahwa relasi keberagamaan dengan Allah-nya itu tidak perlu memutus hubungan dengan sesama manusia. Makanya, ketika ditanya oleh ahli taurat apa sebenarnya inti ajaranmu itu?, dia menjawab inti ajaranku adalah kenallah Allah yang satu itu dan kasihlah dia dengan sepenuh hati, dan kedua perlakukanlah sesama manusia itu seperti dirimu sendiri,” kata Pendeta Aryanto.

Tradisi Larung Sembonyo Pantai Prigi, Tayub-Jaranan 40 Hari 40 Malam

Bagi dirinya yang merupakan Kristen Unitarian berpandangan bahwa Allah itu benar-benar satu. Kalau hanya ada satu Allah yang disembah semua oleh semua manusia, tentu saja keselamatan itu tidak hanya dimiliki oleh salah satu institusi agama tertentu. 

“Kalau itu sudah diperbaiki, maka kita dengan orang lain hanya berbeda baju saja, tapi intinya kita sama-sama menyembah pada Allah yang satu,” tegasnya. 

Pesan Menyentuh Bupati Trenggalek Mas Ipin di Acara Larung Semboyo

Sementara itu, tokoh agama Hindu KA. Widiantara, Ketua Acarya Media Nusantara mencermati bahwa apa yang dipaparkan oleh Bhikku dan Pendeta itu nilai-nilai dan saripatinya sebenarnya hampir mirip secara substansinya, meskipun istilahnya berbeda. 

“Jadi, nilai-nilai yang disampaikan dari agama masing-masing sebenarnya sebelah dua belas substansinya, meskipun istilahnya berbeda,” katanya. 

Viral Oknum Kapolsek Diduga Berselingkuh, Aksinya Dipergoki Anak dan Istri

Ia juga menjelaskan moderasi beragama dari versi agama Hindu. Menurutnya, di Hindu itu ada istilah titik harmoni. Bahkan, di Hindu itu ada konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai. 

“Tri Hita Karana inilah yang menyebabkan kita hidup di dunia ini harmonis tanpa melihat latar belakangnya. Tri Hita Karana itu adalah Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Jadi, di ajaran kami diajarkan bahwa semua makhluk hidup itu semuanya bersaudara. Titik toleransinya ada di sana,” katanya. 

Halaman Selanjutnya
img_title