SMP di Surabaya Ini Cuma Dapat 1 Siswa, Padahal SPP-nya Murah

SMP Tenggilis Jaya, Kota Surabaya, satu kelas dengan dua siswa.
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kota Surabaya, dilaporkan hanya mendapatkan dua siswa untuk tahun ajaran 2023/2024. Bahkan, satu di antaranya mengundurkan diri sehingga hanya tersisa 1 siswa. Padahal, SPP di sekolah tersebut teramat murah untuk ukuran kota besar, Rp100 ribu per bulan.

Ngeri! Jari Nenek di Surabaya Bengkak dan Mengelupas, Diduga Ini Penyebabnya

Sekolah yang minim siswa itu ialah SMP Tenggilis Jaya. Kepala sekolah tersebut, Hari Poedjo Irianto mengatakan, jumlah siswa di sekolahnya memang sedikit, total hanya 15 siswa. Untuk Kelas 9 hanya 12 siswa, Kelas 8 hanya dua siswa, dan peserta didik baru, Kelas 7, hanya satu siswa.

Sebetulnya, lanjut Hari, untuk tahun ajaran baru ada dua siswa yang masuk. Namun, orang tua dari satu siswa datang ke sekolah dan menyatakan mengundurkan diri. Dengan demikian, hanya tersisa satu siswa untuk Kelas 7. “Saya hanya berpesan bahwa anaknya tetap harus sekolah,” katanya dikonfirmasi wartawan, Selasa, 18 Juli 2023.

380 Pembalap Jawa hingga Papua Adu Cepat di Sirkuit GBT Surabaya

Hari menuturkan, minimnya pendaftar di SMP Tenggilis Jaya diduga karena kebijakan zonasi yang diterapkan pemerintah. Sejak sistem zonasi diterapkan, lanjut dia, jumlah pendaftar di sekolahnya terus menurun dan puncaknya tahun ini. “Apalagi usai pandemi COVID-19,” ujarnya.

Hari mengaku heran pendaftar di SMP Tenggilis Jaya minim. Padahal, Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP) di sekolahnya sudah murah, yakni Rp100 ribu per bulan. Sementara uang masuk Rp800 ribu itu pun bisa diangsur.

Seru-seruan Nobar Indonesia Vs Irak di Gelora 10 November Surabaya Nanti Malam

Bahkan, lanjut Hari, pihaknya sudah memberikan fasilitas antar jemput Gojek gratis jika ada siswa yang tidak mampu urusan biaya transportasinya. “Kami beri fasilitas antar jemput Gojek gratis jika ada siswa yang keberatan untuk menyediakan biaya transportasi menuju sekolah,” katanya.

Hari mengaku sudah mengadukan problem di sekolahnya itu ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Namun, hingga sekarang belum ada solusi konkret diberikan oleh dinas terkait. 

Halaman Selanjutnya
img_title