DSA Ponorogo Ekspor Ratusan Ton ke India, Rambah Minyak Kunyit hingga Pewarna
- Dok. DSA Ponorogo
Ponorogo, VIVA Jatim –Komoditas yang dipandang remeh, ternyata di Kota Reog mampu menghantarkan ekspor di bidang pertanian. Ada 10 desa di 7 kecamatan Kabupaten Ponorogo yang menghasilkan kunyit untuk di ekspor ke India. Tak tanggung-tanggung ada ratusan ton kunyit ekspor, dan akan merambah minyak hingga zat pewarna berbahan kunyit.
Pendamping Desa Sejahtera Astra (DSA), Slamet Riyanto menuturkan bahwa pada tahun 2021 silam, Ponorogo mengekspor 800 ton kunyit. Berhubung tahun ini kemarau panjang, membuat proses penanaman telat dari sebelumnya. Seharusnya mendapat banyak, tahun ini hanya mendapat 300 ton, karena musim sudah berakhir.
"Kalau ekspor kita setiap tahun setiap musim memang kita ekspor tetapi inginnya dari 100, ton misalnya saya dapat kontrak 1.000 ton ekspor. Saya ingin yang 300 ton itu bisa menjadi minyak, ini kemungkinannya masih trial error tahun ini," ungkap Slamet Riyanto kepada VIVA Jatim, Rabu, 4 Oktober 2023.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, minyak yang berasal dari kunyit disebut minyak atsiri. Kunyit memiliki khasiat sebagai jamu dan obat tradisional. Kandungan senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri) memiliki peranan sebagai antitumor, antioksidan, antikanker, antimikroba hingga antiracun.
Slamet menuturkan, mengajukan DSA Ponorogo karena letak geografis sangat mumpuni untuk dijadikan 'Pusat Cluster Desa Ekspor'. Pihaknya juga bekerjasama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Membentuk Cluster desa ekspor karena target dari PT Astra desa-desa bisa ekspor yaitu target 1000 desa ekspor. Berawal dari 2019-2020 di awal pandemi, harga-harga dari kunyit dan rempah-rempah lain mulai melonjak.
Pria asal Kabupaten Pacitan ini berniat untuk mendirikan di Ponorogo sebagai cluster. Pasalnya di daerah tersebut memiliki daerah penyangga penghasil kunyit seperti Pacitan, Trenggalek Ngawi dan daerah sekitarnya.