5.200 Hektare Sawah di Tulungagung Gagal Panen gegara Banjir
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Jatim – Banjir yang terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu tidak hanya berdampak pada permukiman warga. Namun juga menggenani kawasan persawahan. Akibatnya, petani setempat pun gagal panen.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, banjir telah menggenangi setidaknya 7.918 hektare area pertanian. Tentu saja itu berdampak pada jenis tanaman padi, jagung kedelai, semangka bawang merah, timun. Lalu, cabai kacang tanah, kacang ijo, ubi jalar, tomat, dan tembakau, yang saat ini ditanam petani setempat.
“Sedangkan yang puso (gagal panen) sampai hari ini seluas 5.200 hektare," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Tulungagung Gatot Rahayu, Jumat, 21 Oktober 2022.
Gatot menambahkan, wilayah terparah yang terkena banjir maupun yang sudah alih status menjadi puso sangat bervariatif. Terutama tanaman gagal panen paling luas itu adalah komoditi tanaman jagung di Kecamatan Rejotangan.
"Jagung total kabupaten yang puso dari 5.912 hektare ada sekitar 3.905 hektare se-kabupaten. Selain jagung, tanaman perkebunan yaitu tembakau dari luasan 1.230 hektare terkena banjir mengalami kerusakan berat sampai puso 1.187 hektare," ujarnya.
Tanaman kedelai luas terdampak 55 hektare, yang puso 40 hektare, tanaman semangka dan melon 19 hektare yang gagal panen ada 7 hektare. Selanjutnya, tanaman bawang merah dari yang terdampak 45 hektare yang puso 20 hektare.
Selanjutnya, tanaman terong terkena 8 hektare, yang puso 8 hektare, timun yang terdampak 3 hektare yang gagal panen 3 hektare. Kemudian tanaman cabai seluas 139 hektare yang puso ada 67 hektare.