Gerombolan Pesilat Diduga Serang Warga dan Jarah Warkop di Mojokerto Usai Unras, Dua Orang Terluka

Lokasi warkop yang diserang gerombolan pesilat di Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi Hermansyah

Mojokerto, VIVA JatimGerombolan pesilat diduga melakukan penyerangan terhadap warga dan menjarah barang dagangan di sebuah Warung Kopi (Warkop) di Mojokerto. Kejadian itu berlangsung saat mereka konvoi usai unjuk rasa (unras) di depan Mako Polres Mojokerto

Begini Cara Polisi di Mojokerto Edukasi Berlalu Lintas ke Para Santri

Ratusan pendekat dari salah satu perguruan itu menggelar aksi unras pada Jumat, 27 Oktober malam. Usai mendapatkan penjelasan terkait tuntutan mereka dari kepolisian Polres Mojokerto, massa membubarkan diri. Selama aksi berlangsung, Mapolres Mojokerto mendapatkan penjagaan ketat dari kepolisian maupun TNI.

Namun, sebagian dari mereka berbuat onar ketika perjalanan pulang sekitar pukul 23.00 WIB. 

Mama Muda Otak Penipuan Arisan Online di Mojokerto Ditangkap, Kondisinya Hamil 6 Bulan

Gerombolan pemuda berbaju hitam menyerang warga di Jalan Gajahmada, Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Dalam kejadian itu mengakibatkan dua orang terluka akibat dilempari batu. Salah satu korbannya yakni, Tri Laksana (26), seorang penjaga outlet ekspedisi. 

Tri menceritakan, saat itu dirinya tengah melihat rombangan konvoi di depan outlet ekspedisi bersama sejumlah warga. Ketika itu, ia berniat menyapa rombongan pesilat dengan melontarkan kalimat 'ati-ati mas' (hati-hati mas). Namun, niat baiknya itu diduga disalah pahami. Sehingga memicu emosi para pesilat tersebut. 

Polisi Imbau Pelajar di Mojokerto tak Konvoi saat Rayakan Kelulusan

"Saya bilang ati-ati mas. Mungkin salah paham, ada satu orang turun dari motor, disusul lagi turun, lalu mengejar saya," katanya kepada VIVA Jatim, Sabtu, 28 Oktober 2023. 

Mendadak gerombolan pesilat itu mengejar Tri. Tri pun lari dan masuk ke dalam warung Bengkel Coffe yang jaraknya sekitar 20 meter dari outletnya. Mereka melemparkan batu ke arah warkop, hingga membuat para pengujung dan penjaganya kalang kabut berlindung. 

Saat berusaha lari, kepala pria asal Megetan itu terkena lemparan batu sampai mengeluarkan darah. Selain dia, salah satu pengujung warkop juga mengalami hal serupa. 

"Ada sekitar 5 orang lebih yang nongkrong dan dua penjaga. Kita lari ke belakang warung, mereka mengejar tapi tidak sampai ke belakang. Setelah kita keluar, kondisi warung sudah acak-acakan. Disana ada batu-batu. Saya kena (lemparan) bagian kepala kerasanya satu kali," bebernya.

Tak hanya melempari dengan batu, gerombolan pesilat tersebut juga menjarah barang dagangan di warkop Bengkel Coffe. Seperti makanan dan minuman botol. 

"Kata bapak pemiliki warung, kan ada disitu, dagangan bapaknya dijarah pakai bendera, seperti jajan dan minuman botolan. Karena acak-acakan, setelah itu kita beresin warung," kata Tri. 

Menurut Tri, aksi penyerangan itu berlangsung sekitar 5 - 7 menit. Gerombolan pesilat berhenti menyerang setelah dihalau oleh petugas dari Polres Mojokerto. 

Pasca kejadian, pengunjung warkop yang terkena lemparan batu langsung dilarikan ke bidan untuk mendapat perawatan medis. Sementara, Tri menunggu keesokan harinya. 

"Saya baru tadi pagi (28 Oktober 2023) ke IGD RS Arrofah. Kata dokternya terkena lemparan benda tumpul, ada lima jahitan. Kalau pengujung warkop lukanya sama di kepala. Tapi tidak separah saya," 

Sementara, Hari Sucipto, selaku Kepala Cabang perguruan silat di Mojokerto itu mengaku telah mendengar informasi dugaan penyerangan tersebut sepulang dari Polres Mojokerto. Namun, ia tidak mengetahui secara jelas kronologinya.

"Kebenarannya tidak tahu, saya tidak ditempat. Baru jam 01.30 WIB saya dirumah mendapat berita itu (penyerangan) , itupun dari telepon," katanya kepada wartawan. 

Meski begitu, jika informasi penyerangan oleh oknum pesilat itu benar, dirinya menegaskan akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

"Saya serahkan ke pak kasat intel dan lainnya kalau memang adik-adik saya salah, monggo diproses hukum," tegasnya. 

Dalam aksi unras ini, ratusan warga silat itu menuntut agar kepolisian segera mengusut tuntas kasus penganiayaan rekan mereka di Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu, 21 Oktober 2023 lalu. Saat itu 3 anggota PSHT tiba-tiba diserang sekelompok orang tidak dikenal. Dua sepeda motor mereka dirusak dan tas berisi uang dan buku materi dirampas. 

Namun ternyata, aksi unras dipicu oleh berita hoax yang menyebut pihak kepolisian tidak menangani kasus tersebut. Kabar hoax tersebut beredar melalui pesan WhatsApp di kalangan mereka. Padahal, sore harinya Pengurus Cabang beserta Pengurus Ranting telah dipanggil ke Polres untuk rapat membahas perkembangan penanganan kasus tersebut. 

"Kita diundang pak Kapolres bersama ketua ranting dan pengurus cabang. Beliau komitmen untuk menyelesaikan. Kita diberikan rekaman CCTV, tp memang pelaku tidak jelas. Saya tidak mengada-mengada, Kasat Intel dan Kasat Reskrim, beliau sudah mengadakan penyelidikan, pengajaran," ungkapnya.  

Sebelum rombongan gerombolan pesilat pun, Hari sudah memberikan imbauan agar tidak mempercayai berita yang belum tentu kebenarannya. Imbaunya disampaikan kepada setiap ranting-ranting di Mojokerto. 

"Jangan kita terbawa informasi dari sumber yang tidak jelas. Sebelum jalan, saya audah sampaikan imbauan," ujarnya. 

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Imam Mujali juga menyampaikan hal senada. Sejauh ini penanganan kasus penganiyaan yang menimpa sekelompok pesilat di Kutorejo itu masih dalam penyelidikan. 

"Proses penyelidikan, karena saksi korban tidak tahu ciri-cirinya. Sudah ada 7 saksi yang diperiksa," katanya. 

Ihwal dugaan penyerangan yang dilakukan gerombalan mereka saat konvoi terhadap warga di warkop Bengkel Coffe, Imam mengaku belum mengetahui. Sebab, tidak ada korban yang melapor. 

"Tidak ada laporan," jawabnya.