Filmaker Trenggalek Masuk Nominator Film Dokumenter Terbaik Piala Citra FFI
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Sebelumnya, Film 'Ludruk Dahulu, Kini dan Nanti' diusulkan dalam pengerjaan didanai oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan lolos di 2022. Pria asli Desa/Kecamatan Gandusari Trenggalek ini mengaku awalnya memang film ini disebar ke festival-festival forum diskusi di Indonesia.
"Sebelumnya juga sudah mendapat nominasi Piala Maya kemudian Denpasar Film Festival. Termasuk diminta juga untuk pemutaran-pemutaran di berbagai tempat di Indonesia," ulasnya.
Disinggung kendala, ia bersama tim tidak ada yang menjadi hambatan, karena menikmati setiap proses. Kalau kendala cuaca hujan dan sebagainya sudah biasa dalam proses pembuatan film dokumenter. Membutuhkan waktu saat awal-awal menjalin kedekatan dengan pelaku seniman hingga harus bermalam di lokasi.
Pesan dalam film tersebut, Yanu dkk ingin menuangkan isu-isu atau suara-suara minoritas yang lebih ingin disampaikan. Bukan hanya semata seni pertunjukkan menghibur, namun juga perlu dilestarikan sebagai kearifan lokal yang semakin jarang diminati oleh millenial.
"Melalui sebuah panggung kesenian sebenarnya memiliki banyak arti. Banyak juga petuah yaitu sih kalau pesannya, kurang lebih menjaga kebudayaan," paparnya.
Alumni SMKN 1 Pogalan Trenggalek Jurusan Multimedia ini memberikan motivasi kepada pemuda di daerah seperti di tengah dan sebagainya itu cukup banyak potensi. Secara lokalitas, ide dan gagasan cukup banyak dan tidak perlu takut dan tidak perlu minder.
Lantaran, Yanu yakin bahwa seni mempunyai kelebihan di setiap daerah. Serta memiliki wajah tersendiri dari seniman di Indonesia dan tidak kalah di Trenggalek jika memang benar-benar konsisten.