Polda Jatim Catat 31.973 Kecelakaan Terjadi Sepanjang 2023, Tertinggi di Sidoarjo

Dir Lantas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim –Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Ditlantas Polda Jatim) mencatat sebanyak 31.973 kecelakaan lalu lintas terjadi sepanjang tahun 2023 di wilayahnya. Insiden kecelakaan tertinggi terjadi di Kabupaten Sidoarjo dan Tulungagung.

Kolaborasi Ditpolairud dan Polres Mojokerto Evakuasi Warga Terdampak Banjir

Hal ini disampaikan Direktur Ditlantas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Komarudin di sela kegiatan Analisa dan Evaluasi tahunan yang digelar bersama awak media di Gedung Satuan Patroli Jalan Raya (Sat PJR), Rabu 3 Januari 2024.

"Selama kurun waktu satu tahun, Januari sampai Desember 2023. Di Jawa Timur tercatat sebanyak 31.973 kasus kecelakaan. Yang cukup memprihatinkan sebanyak 5.239 tewas ataupun korban meninggal dunia, 364 luka berat dan 42.972 luka ringan," rinci Kombes Pol Komarudin.

Ditlantas Polda Jatim Siagakan 200 Personel untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru

Ia menyebut, secara kuantitas telah terjadi peningkatan angka kecelakaan lalu lintas bila dibandingkan tahun 2022 lalu. Namun dari segi fatalitas, Komarudin menyebut angkanya justru menurun dengan selisih 122 korban meninggal dunia.

Ribuan korban meninggal dunia maupun luka-luka itu dikatakannya, 23 persen akibat human error karena ketidakpatuhan para pengguna jalan terhadap rambu-rambu lalu lintas. Salah satunya karena pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan saat berkendara. Selebihnya kecelakaan dipengaruhi faktor kelaikan kendaraan.

Dua Anggota Polres Lamongan Diduga Jadi Pemasok Narkoba, Divpropam Lakukan Pemeriksaan

"Ini sudah cukup banyak [korban], tentu dengan kebersamaan kita berupaya [melakukan] penataan, edukasi, empati untuk kita sama-sama tanggap kecelakaan di jalan raya," lanjutnya.

Masih dalam catatannya, Kombes Pol Komarudin mengatakan berdasarkan pola waktu, kecelakaan lalu lintas kebanyakan terjadi pada siang hari. Yakni dalam rentang pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, siang.

Sedangkan untuk tingkat fatalitas kecelakaan atau banyaknya korban meninggal dunia berdasarkan kewilayahan ia bilang, paling banyak terjadi di wilayah hukum Kepolisian Resort Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Disusul Kabupaten Jember dan Kabupaten Bojonegoro.

"[Ketiga] daerah itu menduduki fatality rate sampai dengan antara 22 sampai dengan 26 persen. Artinya dari 100 kecelakaan, 22 persen berpotensi [korban] meninggal dunia," katanya.

Kombes Pol Komarudin menyampaikan, tingginya fatalitas rate kecelakaan di ketiga wilayah itu disebabkan oleh banyaknya kendaraan besar melintas di jalanan sempit beriringan dengan pemotor. Sehingga saat terjadi insiden kecelakaan lalu lintas, besar kemungkinan korban meninggal dunia.

Sementara untuk jumlah kasus kecelakaan lalu lintas berdasarkan kewilayahan dalam catatan Dirlantas Polda Jatim ia sebut, yang pertama Kabupaten Sidoarjo. Jumlah kejadian sebanyak 2.102 kasus dengan 287 korban meninggal dunia.

Lalu kedua banyak terjadi di Kabupaten Tulungagung berjumlah 1.485 kasus dengan korban meninggal dunia 144 orang. Dan kasus kecelakaan tertinggi ketiga kata Kombes Pol Komarudin banyak terjadi di Kabupaten Jombang, 1.475 kasus dengan 228 orang meninggal dunia.

Dari angka tersebut, jumlah kecelakaan di Jawa Timur didominasi oleh sepeda motor sebanyak 44.839 kasus kemudian mobil barang sebanyak 5.836 kasus. Lalu mobil penumpang sebanyak 4.326 kasus.

"Kemudian bus, bus ini ada perbaikan yang cukup masif ya. Karena jika dibandingkan tahun 2022, bus yang terlibat kecelakaan sebanyak 2.588 [kasus]. Di tahun 2023 menurun sampai di angka 374 kasus," katanya.

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas itu, Kombes Pol Komarudin menyampaikan, pihaknya terus menjalankan sejumlah program. Diantaranya revitalisasi, pengecekan terhadap kelaikan kendaraan umum dan terpenting kata dia, memberikan edukasi dan himbaun kepada masyarakat secara masif mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas.

"Kegiatan-kegiatan, himbauan, ajakan kepada masyarakat yang dinamakan Mahameru Lantas mewujudkan harmoni empati untuk ikut menegur manakala ada perilaku pelanggaran lantas yang menyimpang," tutupnya.