Jejak Dewi Gayatri di Candi Boyolangu, Ibu Raja-raja Jawa (2)

Candi Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Dia menambahkan, Gayatri beragama Buddha, sementara Raden Wijaya beragama Hindu. Itu sebabnya ketika wafat, jasad Gayatri dibakar dan dibawa ke Tulungagung di Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup dan di persinggahan terakhir di Boyolangu.

Korban dan Tersangka Pembunuhan Lakukan Ritual Gunakan Batu Mulia

Saat wafat di Trowulan, abu Gayatri diletakkan di lokasi Candi Boyolangu dan sebagian dilarung ke laut selatan. Yang mana sebelumnya singgah di Sanggrahan, saat ini lokasinya di Candi Cungkup atau Candi Sanggrahan. 

"Itu tempat peristirahatan pembawa abu Gayatri lalu didharmakan di Boyolangu  di sini," ungkap Jono.

ABK KM Barokah 3 Hilang Pasca Peroleh Hasil Tangkapan

Kakek dua cucu itu menjelaskan, Candi Boyolangu ditemukan pada tahun 1914. Candi Boyolangu adalah peninggalan Majapahit yang dibuat pada masa pemerintah Hayam Wuruk. Proses pembangunan Candi Boyolangu diperkirakan berlangsung selama 30 tahun, dari tahun 1359 sampai 1389. Candi Boyolangu terdiri dari tiga bagian, utara, tengah dan selatan. Di tengah adalah bagian induk tempat arca Gayatri. 

Candi Boyolangu berdiri di atas lahan kurang lebih 37 x 28 meter. Sedangkan tinggi Arca Gayatri 2,5 meter. Banyak struktur bata yang sudah berubah warna menjadi hijau gelap karena termakan lumut. Saat Viva Jatim berkunjung ke sana, beberapa orang terlihat mengerjakan pagar pembatas yang mengitari Candi Boyolangu. 

Daftar Pemilih Alami Penyusutan Seribu Lebih, Ini Penjelasan KPU Tulungagung

Jono menjelaskan, pengunjung Candi Boyolangu tak begitu banyak. "Pernah ada pengunjung dari luar kota, satu hingga dua bus. Ada juga yang ritual saat Hari Galungan, kalau orang Kejawen hari Selasa Kliwon dan seterusnya. Kalau orang sekitar nyadran kalau ada hajatan," katanya. (Habis)