Alasan Mengapa Idul Adha Identik dengan Lebaran Haji dan Kurban

Ilustrasi Sapi Kurban Idul Adha
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Dalam ajaran Islam, Hari Raya Idul Adha identik dengan lebaran haji dan kurban. Di momen ini, beberapa kalangan muslim tengah menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. Ada pula yang sedang berkurban sebagai wujud syukur atas rezeki yang melimpah. 

PKB Surabaya Mulai Sosialisasikan Eri Cahyadi-Armuji ke PAC dan Ranting

Lebaran Haji

Idul Adha sering disebut Lebaran Haji karena bertepatan dengan puncak pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah. Umat Islam di seluruh dunia, khususnya mereka yang melaksanakan ibadah haji, merayakan Idul Adha setelah menyelesaikan salah satu rukun haji yang paling penting, yaitu wukuf di Padang Arafah.

Idul Adha, PKS Jatim Bagi-bagi 200 Ribu Paket Daging Kurban

Wukuf di Padang Arafah terjadi pada 9 Dzulhijjah, di mana jemaah haji berdiam diri, berdoa, dan berdzikir hingga matahari terbenam. Setelah itu, mereka menuju Muzdalifah untuk bermalam. Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji dan merupakan momen penting yang menentukan sah atau tidaknya haji seseorang.

Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnahkan untuk berpuasa pada hari Arafah, yang juga merupakan bentuk ibadah penting di bulan Dzulhijjah.

Pesan Perdamaian untuk Palestina Warnai Tradisi Mengarak Kambing untuk Kurban di Malang

Hari Raya Kurban

Idul Adha juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban karena identik dengan penyembelihan hewan kurban seperti kambing, sapi, atau domba. Ibadah kurban ini hukumnya sunnah muakkadah bagi umat Islam yang sudah baligh, berakal, dan mampu secara finansial.

Kata "Idul Adha" berasal dari bahasa Arab, di mana "Idul" atau "Id" berarti perayaan, dan "Adha" adalah bentuk jamak dari "adhat," yang berasal dari kata "udhiyah," yang berarti kurban. Jadi, Idul Adha dapat diartikan sebagai perayaan kurban atau hari raya penyembelihan hewan kurban.

Tradisi penyembelihan hewan kurban dalam Islam berakar dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memerintahkannya untuk menyembelih putranya yang sangat ia sayangi. 

Meskipun ini merupakan perintah yang sangat berat, Nabi Ibrahim menunjukkan ketaatan total kepada Allah. Nabi Ismail pun, dengan kesabaran dan keimanannya, mendorong ayahnya untuk melaksanakan perintah tersebut tanpa ragu.

Namun, saat Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah itu, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Penyembelihan ini kemudian menjadi simbol ketaatan dan pengorbanan yang diabadikan dalam ibadah kurban. Daging hewan kurban biasanya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, tetangga, dan keluarga, sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian sosial.

Dengan demikian, sebutan Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban menggambarkan dua aspek penting dari perayaan Idul Adha, yaknin pelaksanaan ibadah haji dan tradisi penyembelihan hewan kurban. Kedua hal ini menandai ketaatan dan pengorbanan umat Islam kepada Allah SWT, serta mempererat tali persaudaraan di antara sesama.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Idul Adha Sering Disebut Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban, Kenapa?