Cerita Para Perwira Pertamina Rela tak Libur Lebaran Demi Jaga Pasokan Energi Nasional

Salah satu Perwira Pertamina
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim-Chyntia Daeng, salah seorang Perwira Pertamina harus memendam dalam-dalam keinginannya merayakan kebahagiaan berkumpul dengan keluarga besar pada momen lebaran Idul Fitri 2025 seperti sebagian besar umat Islam Indonesia. Chyntia harus berada di tengah ladang minyak Rokan untuk memastikan pasokan energi nasional tetap terjaga.

Arus Lalu Lintas di Kota Mojokerto Lancar Meski Padat Kendaraan pada H+3 Lebaran

Ia harus bekerja di bawah terik matahari baik di daratan ataupun di lepas pantai. Kisah Chyntia itu hanya salah seorang saja. Namun masih ada banyak lagi Perwira Subholding Upstream Pertamina yang bekerja di lingkungan Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang harus rela bekerja di tengah masyarakat Indonesia menikmati libur lebaran Idul Fitri.

Chyntia, perempuan yang akrab disapa Daeng ini bertugas sebagai Sr Supervisor Plant L Operations Lapangan Minyak Minas di Stasiun Pengumpul atau Gathering Station (GS) 1 dan 2.

Petasan Jatuh dari Balon Udara di Tulungagung Mobil dan Rumah Rusak

Daeng bercerita bahwa di Gathering Station, semua fluida dari sumur-sumur minyak di proses agar menjadi minyak mentah yang berkualitas baik.

Daeng bertugas mengawasi dan mengkoordinasikan agar proses tersebut berjalan dengan baik. Ia memiliki tanggung jawab mengawasi kegiatan operasional berjalan dengan selamat, sesuai dengan proses safety, sesuai dengan fungsinya dan tentu saja sesuai dengan deliverable yang ditargetkan perusahaan untuk menjaga pasokan energi tetap berjalan dengan baik.

Cek 5 Hal Ini Sebelum Berangkat Liburan

"Terlebih lagi Gathering Station itu beroperasi setiap hari selama 24 jam," katanya.

Saat ini Daeng sudah bekiprah di industri hulu migas selama 11 tahun.

Hal demikian juga dialami oleh Budhi Refa Anjani yang bertugas sebagai Production Superintendent di lepas pantai yakni di Central Plant, East Operations Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

"Tugas kami memastikan day to day operation di central plant, bertanggung jawab atas target produksi, safety, semua personel dan penggunaan budget pada anjungan central plant ini," terang pria yang akrab disapa Budrev itu.

Budrev bercerita bahwa dirinya rela tidak libur saat Lebaran demi upaya menjaga stabilitas energi nasional.

"Tahun ini tidak bisa berlebaran bersama istri dan dua anak saya. Kami bertugas dan menjalankan operasi di sini bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban dalam bekerja, tapi juga untuk kepentingan yang lebih luas," ujarnya.

Arya Dwi Paramita selaku Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina mengatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang diemban para Perwira Pertamina di sektor hulu migas ini sangat penting dan strategis, karena telah menjadi ujung tombak pasokan minyak mentah yang memperkuat ketahanan energi nasional.

“Mereka mendedikasikan waktunya untuk memastikan pasokan minyak mentah tetap berjalan di masa libur Lebaran,” ujar Arya.

Arya menambahkan bahwa selama libur lebaran, PHE juga memastikan operasional berjalan dengan baik di wilayah kerja hulu migas di daerah onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai) dengan mengaktifkan Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas RAFI) 2025.

"Guna memastikan produksi berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur, Satgas RAFI PHE 2025 memastikan kesiapan Emergency Response Organization (ERO), menyiagakan personil siaga non-emergency, menerapkan health screening terhadap para Perwira yang bertugas selama libur Lebaran, dan memastikan kelancaran operasi melalui pengelolaan logistik pendukung," jelas Arya.

Arya menyatakan bahwa Satgas RAFI 2025 berupaya mendukung produksi dan lifting migas melalui kegiatan pengeboran, kerja ulang, dan perawatan sumur, serta melalui kegiatan pemeliharaan untuk memastikan kehandalan fasilitas produksi.

Selama RAFI 2025, PHE melakukan kegiatan pengeboran eksplorasi di East Pondok Aren (Jawa Barat), Sembakung Deep (Kalimantan), dan North East Markisa (Papua).

"PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan," jelas Arya lagi.

"Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016." ungkapnya.

Arya juga menambahkan bahwa PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.