Kisah Nenek Sarinah Trenggalek, Berangkat Haji dari Hasil Berjualan Kerupuk dan Jamu Keliling

Nenek Sarinah penjual jamu dan kerupuk naik haji asal Trenggalek.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Menabung untuk daftar haji sudah lama 25 tahun. Uang menabung saya dapat dari jualan segala macam jamu dan jajan keripik," ujar Sarinah di kediaman rumah anaknya yang tak jauh dari rumah, Selasa, 29 April 2025.

Wabub Syah Tegaskan Pinjaman Daerah untuk Keberlanjutan Pembangunan Trenggalek

Saat mentari belum menunjukkan kehangatannya, nenek tersebut sudah berangkat diantarkan sang anak menggunakan sepeda motor. Setelah sampai tujuan, ia berjalan kaki dari instansi ke instansi pemerintah.

Sang anak lantas berangkat untuk mengajar sebagai salah satu guru di Kecamatan Gandusari. Sementara untuk pulang, Nenek Sarinah harus berjalan ke arah selatan sambil menjajakan dagangan dan menunggu bus di pertigaan Widowati Trenggalek.

Bupati Trenggalek Titip Aspirasi ke DPRD Jatim Ihwal Infrastruktur di Daerah Bencana

Dirinya yang akan berangkat ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 2 Mei 2025 ini mengaku mendapat produk dari produsen pertama. Lalu, ia jual kembali dengan keuntungan bervariasi.

Sementara untuk kerupuk, Sarinah membeli satu dalam jumlah banyak. Selanjutnya diecer satuan dengan harga lima ribuan.

Cerita MPLS SDN di Trenggalek yang Hanya Diikuti Satu Siswa

"Jualan jamu per hari untung ya dari produk 8 ribu. Yang temu lawak kunir saya jual 11 ribu, untuk jahe dari produk 10 ribu saya jual 15 ribu," paparnya.

Ditanya perihal keuntungan, pensiunan tahun 2007 ini mengaku per hari tidak menentu. Bisa 50 sampai 80 ribu dari semua produk, baik jamu maupun keripik.

Halaman Selanjutnya
img_title