Kisah Nenek Sarinah Trenggalek, Berangkat Haji dari Hasil Berjualan Kerupuk dan Jamu Keliling
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Satu hari tidak mesti, rata-rata 50an. Semua jajan ya sama jamu," akuinya.
Sarinah dalam berjualan sering bertemu dengan anak-anak alumni SMK Karya Dharma yang saat ini sudah bekerja. Tak jarang, untuk uang kembalian dikembalikan oleh pembeli.
Setiap hari dirinya berjualan dari pagi sampai pukul 13.00 WIB. Meski hari libur, ia juga tetap berjualan dengan tujuan berbeda.
"Kalau hari libur, tanggal merah atau hari Minggu keliling Perumnas, di Perumnas Kelutan Ngetal, Gebangan kemana-mana untuk hari minggu," ulasnya.
Kepada awak media, Sarinah menunjukkan koper yang digunakan untuk pergi haji. Satu koper besar dan satu koper berukuran sedang sudah terkunci dengan gembok kecil.
Sarinah mengaku memang sudah sejak lama memimpikan untuk pergi haji. Sehingga tabungan yang ia miliki pada belasan tahun silam langsung ia gunakan untuk mendaftar. Baik dari hasil jualan maupun tabungan sebelumnya.