Menembus Pagi di Jalan Dinoyo Surabaya yang Dipenuhi Aroma Sate Klopo
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
"Tadi makan dua porsi sama bungkus satu. Sate klopo isi ayam, sama daginf isinya gajeh [lemak] itu," katanya.
Sementara itu, Timunah, penjual sate klopo yang sudah lebih dari 20 tahun berjualan menyampaikan, setiap hari ia selalu menggelar dagangannya sejak pukul 05.30 WIB, pagi.
Ia bilang, jualan sate klopo di tempatnya semakin hari makin laris diburu pembeli. Di setiap hari Minggu saja, Tuminah biasa menjual lebih dari 600 tusuk.
"Alhamdulillah, apalagi kalau [hari] Minggu, sampai berjubel [pembeli] ndak kebagian tempat," ujarnya.
Dalam berjualan, ia dibantu satu rekannya sesama karyawan karena lapak sate klopo yang ia kelola sebenarnya milik orang lain. Hanya pada hari-hari tertentu saja, seperti akhir pekan, juragannya akan turut membantu berjualan.
Semua penjual sate klopo di sepanjang Jalan Dinoyo dikatakannya, rata-rata karyawan namun beda juragan.
"Kami di sini karyawan. Bosnya beda-beda tapi masih saudara," singkatnya.