Sekolah Dilarang Jual Seragam, Pedagang di Tulungagung Ketiban Berkah

Suasana toko seragam di Kabupaten Tulungagung.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA JatimTahun ajaran baru 2024/2025 menjadi berkah bagi penjual seragam di Kabupaten Tulungagung. Jualan mereka laris manis apalagi setelah Pemprov Jatim mengeluarkan kebijakan pihak sekolah dilarang menjual seragam.

Pengawas Ponpes di Mojokerto Cabuli-Sodomi Santri Divonis 9 Tahun Penjara dan Denda Rp500 Juta

Salah satu toko yang ketiban berkah di tahun ajaran baru ialah toko Lancar Jaya milik Mohammad Fahrudin (55) di Jalan Basuki Rahmat No 81 Kelurahan Kampungdalem. Pengamatan VIVA Jatim pada Senin, 15 Juli 2024, toko Fahrudin ramai dengan pembeli yang ingin membelikan seragam untuk anak mereka. 

Kebanyakan dari pembeli yang datang ialah pasutri yang mengajak anak mereka untuk masuk ke dalam toko. Ada juga pembeli yang sudah mencoba mengenakan seragam untuk sang buah hati.

Pesan Terakhir Mahasiswi UC Surabaya Sebelum Tewas Terjun dari Lantai 22

"Alhamdulillah, tahun 2024 penjualan seragam meningkat 100 persen, dampak sekolah membebaskan membeli di luar. Mulai (seragam) SD, SMP, SMA karena beli di luar semua," terang Rudi, panggilan Fachrudin, kepada awak media, Minggu, 14 Juli 2024.

Ia mengaku, untuk tahun ini kebanyakan pembeli mencari seragam untuk SMP. Sedangkan untuk seragam SD) belum begitu ramai. Harga seragam SMA dan SMP hampir sama, di kisaran Rp180 ribu. Sementara untuk seragam SD sekitar Rp Rp140 ribu. 

Menagih Janji Ketua DPRD Sumenep untuk Razia Lanjutan Tempat Prostitusi

Dalam sehari, papar Rudi, tokonya yang tak jauh dari Alun-alun Tulungagung ini bisa mengeluarkan ratusan baju seragam lengkap.

"Yang paling ramai hari ini [pembeli seragam] SMP. Untuk yang SD belum ada imbauannya masing-masing. Rata-rata per hari 200-300 stel (lengkap), mulai ramai pada pertengahan Juni. Bahkan bisa sampai September nanti," tambahnya.

Rudi mengaku omzet yang didapat sekitar Rp30 juta. Sementara prediksi peningkatan pembeli seragam ini diprakirakan masih akan berlangsug hingga dua bulan ke depan. Mengingat belum semua siswa baru SMA membeli baju seragam, karena masih menunggu informasi terbaru.

Salah satu pembeli ialah Supriono (34) yang datang bersama istri dan anaknya. Di toko, Supriono membeli baju seragam lengkap untuk anaknya. "Kalau yang baju khas belum ada, itu karena dari sekolah belum memberi tahu. Total Kelas 1 SD ini habisnya Rp480 ribu," beber Supriono.

Warga Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, itu mengaku membeli seragam di luar karena bisa memilih. Sedangkan untuk kualitas ia mengaku tidak jauh berbeda di sekolah dibandingkan di toko.