Beli BBM Pertalite Kini Pakai QR Code, Ini Kata Pengamat Ubaya

SPBU PT Pertamina
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Uji coba pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dengan QR Code sudah mulai dilakukan.

Honda Odyssey Tercebur Sungai Depan Ubaya Surabaya, Korban Selamat

Cara itu disebut mendapatkan respons positif dari masyarakat dan diharapkan jumlah konsumen yang mendaftar aplikasi Subsidi Tepat di MyPertamina kian meningkat.

Sebelumnya, skema tersebut sudah diberlakukan untuk pembelian BBM jenis solar subsidi. Pakar Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) Bambang Budiarto mengatakan, uji coba pembelian Pertalite dengan QR Code menjadi bukti bahwa variabel dalam makro ekonomi itu simultan.

Warga Keluhkan Kendaraan Berat Pertamina, Bikin Macet hingga Tiga Jam

Menurutnya, indikator-indikator makro ekonomi tidak dapat dibaca hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Salah satunya keberadaan kewajiban penggunaan QR Code dalam pembelian BBM yang terus diperluas.

Bambang menjelaskan, perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran diusahakan menjadi salah satu media dalam memutus inefesiensi.

Skandal Minyak Pertamina Rugikan Negara Rp285 Triliun, 18 Tersangka Sudah Ditetapkan

"Jika semangatnya demikian, masyarakat tidak akan berpikir panjang untuk menjadi bagian dari agenda itu," katanya, Rabu, 7 Agustus 2024.

Sayang, lanjut Bambang, bahwa yang terjadi saat ini masyarakat belum sepenuhnya paham dengan target inefisiensi ini. Justru yang muncul rasa curiga, was-was, dan harap-harap cemas tiada akhir. Kekhawatiran akan dihapusnya Pertalite dan lainnya.

"Beragam bayangan dan pemikiran dalam masyarakat terus berseliweran tanpa ada yang berani memberikan jawaban pasti, sampai diproklamirkanlah bahwa kewajiban ber-QR Code dalam masyarakat saat beli pertalite adalah sebagai bagian dalam upaya pemberian subsidi tepat sasaran," tandas Bambang.

Dia menyebut, subsidi dapat dipilah menjadi dua kelompok, yakni subsidi yang melekat pada orang, dan subsidi yang melekat pada barang. Subsidi melekat pada orang adalah yang terbaik.

"Hanya orang-orang yang memang sedang butuh dan membutuhkan adalah yang layak diberikan subsidi. Demikian ini tepat sasaran, tapi sebaliknya jika subsidi melekat pada barang, rentan menimbulkan bias dan salah sasaran," terangnya.

Bambang berpendapat, untuk meminimalisir salah sasaran dalam pemberian subsidi dengan memberdayakan QR Code nampaknya masih diperlukan ribuan pahlawan untuk dapat meyakinkan masyarakat.