Jangan Salah Didik, Kenangan Pahit Ini Dikenang Anak hingga Dewasa

Tips Mendidik Anak di Era Milenial
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Setiap orangtua pastilah menginginkan anaknya menjadi manusia yang beruntung. Kelak di masa tuanya mampu meraih kesuksesan dan menjadi kebanggaan keluarga. Namun terkadang cara mendidik yang salah justru semakin menjauhkan anak dari kesuksesan. Sebab pengalaman pahit dalam hidup yang dialaminya bersama keluarga akan mempengaruhi jalan hidup yang ia tempuh. 

Ahli Parenting Ungkap Pola Asuh Anak agar Tak Jadi Korban atau Pelaku Bullying

Mengasuh, menjaga dan bahkan mendidik anak tidaklah mudah. Terkadang kesalahan dalam mendidik akan berakibat fatal dalam tumbuh kembang si anak. Misalnya kerap kali orangtua melontarkan kata-kata kotor yang akan membuat anak mengenangnya sepanjang hidupnya. Hingga karakter dan pola pikir negatif bakal tertanam dalam diri si anak. Tentu setiap orangtua tidak menginginkan hal ini terjadi.

Orangtua adalah madrasah pertama bagi anak. Bila orangtua seringkali melontarkan kata-kata kotor yang dapat menyakiti anak, hal tersebut menjadi didikan pertama yang nantinya akan membentuk karakter kasar pada diri anak. Bukan tanpa alasa, kata-kata kotor terlontar acapkali terjadi karena emosi yang meluap-luap. Namun sadarilah bahwa hal itu tidaklah baik untuk pertumbuhan kepribadian anak. 

Ortu Wajib Tahu! Hindari 3 Pola Asuh Ini, Berdampak Buruk pada Anak

Dalam akun instagram Parentinganaku, terungkap deret kata-kata menyakitkan dari orangtua yang dikenang oleh anak-anak. Bukan tanpa alasan, kata tersebut terungkap ketika mungkin emosi para orangtua atau kesabarannya telah mencapai batasannya. Namun tentu, hal itu tak berarti menjadikannya wajar mengucap hal buruk pada anak seperti yang diingat 3 bocah laki-laki ini.

Ketika ditanya 'apa hal paling buruk yang diucapkan ibu saat marah?', ketiganya secara terpisah mengatakan satu kata yakni 'Bodoh'. Mereka pun tak menampik bahwa kata tersebut ditujukan untuk mereka, dengan menyebutnya sembari tersenyum.

Ada Ucapan yang Bisa Bikin Trauma Anak Seumur Hidup, Ini Penjelasan Ahli

"Ibu mengatakan kalimat menyakitkan. Dia bilang, bodoh," kata seorang bocah laki-laki itu, seraya tertawa.

Ekspresi sang anak yang masih begitu dini menandakan bahwa ia belum memahami betul kondisi dan arti kata-kata yang diucapkan tersebut. Namun, ketiga anak itu memahami bahwa kata tersebut adalah hal buruk dan menyakitkan. 

Di slide berbeda, pertanyaan ditujukan pada orang dewasa dengan kalimat 'ucapan paling menyakitkan apa yang paling terkenang?'. Salah seorang perempuan menyebutkan bahwa kata-kata serupa dengan bodoh, menjadi makanannya ketika sang ibu mengajari soal matematika. Ia pun mengaku terpukul hingga kini dan berjanji tak akan mengulang perbuatan itu pada anaknya.

Sama halnya seperti seorang laki-laki dewasa yang ditanya pertanyaan serupa. Jawabannya pun cukup menohok, namun ia memiliki harapan bahwa di kehidupannya kini akan memperbaiki hubungan dengan ayahnya meski kata-kata di masa lalu masih tertancap dan menyakiti hati. 

"Aku dan ayah sering berdebat sengit. Dan hal paling kuingat dia bilang, malu memiliki anak sepertiku. Kata-kata itu menancap hingga kini. Aku tetap memikirkannya dan membuatku termotivasi untuk jadi lebih baik dan berusaha bangun relasi lagi dengan ayahku," katanya.

"Pekerjaan nomor satu Anda sebagai orang tua, setelah memastikan keselamatan anak-anak Anda, adalah mengelola emosi Anda sendiri," ujar Penulis dan pendidik orang tua Laura Markham, Ph.D.

Penelitian terbaru menunjukkan, berteriak dan berbicara buruk membuat anak lebih agresif, secara fisik dan verbal. Berteriak secara umum, apa pun konteksnya, adalah ekspresi kemarahan. Itu membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman. 

Ketenangan, sebaliknya, menenangkan, yang membuat anak-anak merasa dicintai dan diterima meskipun berperilaku buruk. Jika membentak anak bukanlah hal yang baik, membentak yang disertai dengan kata-kata makian dan hinaan dapat dikualifikasikan sebagai pelecehan emosional. Itu terbukti memiliki efek jangka panjang, seperti kecemasan, harga diri rendah, dan peningkatan agresi.

Inilah cara orangtua dapat mempraktikkan disiplin positif yang tidak melibatkan membentak dan kata buruk dilansir dari Viva Lifestyle pada Kamis, 5 Januari 2023. 

Beri Waktu Diri Sendiri

Kendalikan diri Anda sebelum menjadi sangat marah sehingga Anda kehilangan kendali dan meninggikan suara. Dengan menjauh dari zona konflik selama beberapa saat, Anda memberi diri Anda kesempatan untuk menilai kembali dan menarik napas dalam-dalam, yang akan membantu Anda menjadi tenang. Itu juga mengajarkan anak-anak Anda tentang batasan dan mengelola emosi yang kuat dengan cara yang sehat.

Bicara tentang Emosi

Kemarahan adalah perasaan normal yang bisa dipelajari jika dikelola dengan benar. Dengan mengakui semua emosi, dari kegembiraan dan kegembiraan hingga kesedihan, kemarahan, kecemburuan, dan frustrasi, Anda mengajari anak-anak Anda bahwa itu semua adalah bagian dari repertoar manusia kita.

Bicarakan tentang perasaan Anda dan dorong anak-anak Anda untuk melakukan hal yang sama. Ini akan membantu mereka mengembangkan sikap hormat terhadap diri sendiri dan orang lain dan membentuk hubungan yang sehat dalam hidup.

Hadapi Prilaku Buruk dengan Tenang, tapi Tegas

Anak-anak kadang-kadang berperilaku buruk. Itu bagian dari tumbuh dewasa. Bicaralah dengan mereka dengan cara yang tegas sehingga harga diri mereka tetap utuh tetapi jelaskan bahwa perilaku tertentu tidak dapat ditoleransi. 

Berdiri setara pada tingkat mata mereka daripada berbicara kepada mereka dari atas atau dari jauh. Pada saat yang sama, ingatlah untuk meminta maaf sebagai perilaku hormat dan pemecahan masalah usai berkata buruk.