Bandar Narkoba Kelas Kakap di Mojokerto Ditangkap, Polisi Bongkar 4 Bilik Tempat Nyabu

Konferensi pers penangkapan jaringan bandar sabu kelas kakap
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi Hermansyah

Mojokerto, VIVA JatimJaringan bandar narkoba kelas kakap di Mojokerto berhasil ditangkap Satuan Reserse Narkoba (Satreskoba) Polres Mojokerto. Dalam penangkapan itu, polisi berhasil membongkar 4 bilik yang diduga digunakan untuk mengisap narkotika jenis sabu

PNS Pemkab Mojokerto Dipolisikan Suami Usai Digerebek Bugil Bareng Pria Lain

Bandar sabu kelas kakap adalah pria berinisial KA alias Cak Rul (54) yang tinggal di Dusun Sumber, Ds Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Ia merupakan DPO kasus narkoba yang sedang diburu Satreskoba Polres Sidoarjo dan Polsek Ngoro sejak tahun 2022. 

Selain Cal Rul, polisi juga membekuk 3 anak buahnya, yakni AY alias Yunin (28) dan S alias SU warga Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, serta S alias Cak Yo (52) warga Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Pasuruan.

Ribuan Pelari Banjiri Bhayangkara Fun Run 7.8K di Mojokerto, Dongkrak Ekonomi Wisata Trawas

Kasat Narkoba Polres Mojokerto AKP Marji Wibowo mengatakan, Cak Rul terkenal licin dalam menjalankan bisnis haramnya. Menurut Marji, Cal Rul sudah lama menjadi incaran petugas namun tak pernah berhasil ditangkap.

“Tersangka KA alias Cak Rul masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) sebanyak 2 kasus yang ditangani oleh Satresnarkoba pada Maret 2022 dan Polsek Ngoro pada Agustus 2022,” kata pada Jumat, 19 Januari 2024. 

Paman Pemerkosa Bocah di Mojokerto Dituntut 18 Tahun dan Denda Rp800 Juta

Ia menjelaskan, awalnya petugas membekuk tersangka Yunin di depan Alfamart yang terletak di Dusun Wates, Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto pada 14 Januari 2023 sekitar pukul 15.41 WIB. Dari tangan Yunin, petugas mendapati barang bukti 1 paket sabu kemasan plastik klip dengan berat 0,32 gram. 

“Dari hasil interogasi terhadap tersangka AY alias Yunin didapatkan informasi kembali bahwa dia mendapatkan sabu dari jaringan di Kunjorowesi Kecamatan Ngoro, Mojokerto, yakni Cak Rul,” katanya kepada wartawan, Jumat, 19 Januari 2024. 

Tak berselang lama, petugas kembali menangkap tersangka Cak Yo di tepi jalan Desa Glatik, Kecamatan Ngoro sekitar pukul 16.10 Wib. Setelah digeledah, petugas menemukan barang bukti 1 paket sabu kemasan plastik klip dengan berat 0,86 gram dari tangan Cak Yo. 

Kepada petugas, Cak Yo mengaku juga mendapatkan sabu dari Cak Rul. Dari situ, petugas pun melakukan penyelidikan dan pengembangan ke daerah Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Mojokerto. 

Tak butuh waktu lama, pada Senin, 15 Januari 2024 sekitar pukul 05.30 WIB, Marji bersama 18 personelnya bersenjata laras panjang menggerebek rumah Cak Rul. Menurut Marji, saat digerebek, Cak Rul sedang tidur di ruang tamu dan di sampingnya terdapat terdapat sebilah celurit. “Ditangkap tanpa perlawanan,” ujar Marji. 

Setelah berhasil dibekuk, petugas kemudian melalukan penggeladahan di seputaran rumah Cak Rul. Disitu, petugas menemukan 4 bilik di rumah lain yang digunakan konsumennya untuk mengkonsumsi sabu. 

“Jadi pelanggan itu beli di situ dan langsung nyabu di situ, ada 4 kamar di dalam rumah. Rumahnya kam ada 3, rumah utama , rumah anaknya, dan rumah yang khusus nyabu itu,” ungkap Marji. 

Selain itu, di seputar rumah Cak Rul tersebut juga dikelilingi sejumlah CCTV yang digunakan sebagai alat pemantau apabila ada petugas kepolisan datang. 

“Di sana memang identik dengan kampung narkoba. Dia menyediakan tempat dan alat-alatnya. Jalan naik itu sudah dipasang CCTV, jadi kalau ada polisi naik dia sudah monitor dari CCTV,” papar Marji. 

Di rumah Cak Rul petugas tidak mendapati barang bukti berupa sabu. Petugas hanya menemukan sejumlah korek api. Namun, kata Marji, dari hasil penyelidikan, Cak Rul teridentifikasi telah menerima paketan sabu sebanyak 500 Gram sekitar satu bulan yang lalu. 

“Pada saat penangkapan oleh petugas Satresnarkoba sabu tersebut sudah habis dijual atau diedarkan oleh tersangka Cak Rul,” ungkapnya. 

Marji menambahkan, telah melakukan pemetaan sejak 6 bulan yang lalu untuk menangkap Cak Rul. Tak mudah untuk memasuki daerah rumah Cak Rul. Sebab, masyarakat sekitar sangat kompak melindungi Cak Rul dari sergapan pertugas. 

“Makannya kita ambil serangan fajar pagi-pagi. Karena Subuh itu dia dalam keadaan lengah. Kalau hari biasa masyarakat sana mengkroyok, masyarakat sana kompak,” tambahnya. 

Hingga saat ini, kata Marji, pihaknya jajaran masih melakukan pengembangan terkait asal usul sabu yang diedarkan. Begitu pun dengan jaringan mana yang diikuti Cak Rul. 

“Kita juga masih mendalami aliran dana yang masuk dan keluar dari jaringan Cak Rul tersebut dengan nomor-nomor rekening yang digunakan sebagai alat transaksi narkotika,” pungkasnya.