Titik Balik Edukasi Keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta di Tulungagung
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ia mengatakan bahwa pengguna sepeda motor jika ingin menuju jalan nasional bisa lewat perlintasan dekat Universitas Muhammadiyah maupun JPL 525. Namun, kalau untuk kendaraan roda 4 seperti mobil sampai truk tidak bisa.
"Karena disana di desain tidak bisa dilalui roda 4. Berbeda disini (JPL 252) cukup lebar sehingga bisa dilalui mobil dam seterusnya," bebernya.
Alumnus STKIP PGRI Tulungagung ini menambahkan saat ini usai mendapat perhatian dari pemerintah, lokasi perlintasan sebidang ini mulai tertata. Baik dari fasilitas fisik maupun petugas yang berjaga sudah 24 jam.
"Mulai kondusif ran dan mulai tertib. Oh ini lereta akan lewat, ada early warning system masyatakat bisa mengantisipasi karena sudah ada relawan atau penjaga," ungkapnya.
Senada, Relawan Penjaga Palang Pintu Desa Ketanon, Dio Ferdinanto mengaku sudah lama menjadi relawan berangkat dari panggilan hati. Mengingat dahuli sebelum dibangun palang pintu, banyak masyarakat yang asal-asalan dalam menyeberang.
Dengan fasilitas terbatas, ia melayani masyarakat dengan penuh kesabaran. Mengatur lalu lintas tanpa pamrih dengan alat seadanya serta belum ada perhatian dari pihak terkait.
"Menjadi relawan ya antara 8 tahun lebih. Usai kejadian itu sekarang malah penjadi tugas penjaga lalu lintas palang pintu. Alhamdulillah sekarang sudah diperhatikan lebih sejahtera," ujar Dio Ferdinanto.