Revitalisasi TPST Branggahan, Cara Pemkab Kediri Tingkatkan Pengelolaan Sampah
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Kediri, VIVA Jatim –Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini mengajukan rencana revitalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih dan Sekoto Kecamatan Badas.
Langkah ini bentuk komitmen meningkatkan pengelohan sampah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti melalui Kepala Bidang Pegelolaan Sampah dan Limbah B3, Arman Fuadi menerangkan, kali fokus meningkatkan pengelolaan sampah.
"Yaitu melalui memanfaatkan limbah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis," ungkap Arman Fuadi, Kamis, 25 April 2024.
Menurutnya komitmen peningkatan diawali dengan mengajukan kepada pemerintah pusat yaitu revitalisasi TPST Branggahan dan rencana pembangunan TPST Sekoto.
Perlu diketahui, kedua lokasi ini kedepan sengaja dipilih dan didesain menjadi tempat pengolahan sampah di wilayah Kediri bagian selatan dan utara.
"Ini merupakan solusi kami mengupayakan ke pemerintah pusat untuk revitalisasi TPST Branggahan dan rencana membangun TPST di Sekoto. Sekarang masih proses semua," bebernya.
Arman menambahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berbeda konsep dengan keberadaan TPST. Apabila TPA menjadi tempat pembuangan sampah, sementara TPST lebih diprioritaskan sebagai lokasi pengolahan sampah.
Pihaknya mengaku pembangunan TPST ini sebagai upaya menekan penampungan sampah karena Kabupaten Kediri memiliki luas sekitar 1.563 kilometer persegi memerlukan banyak lokasi sampah.
DLH Kabupaten Kediri menjelaskan selama ini Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) sudah tersebar di beberapa titik. Beberapa dilakukan pengolahan sampah mulai kompos, memfilter resapan lindi TPA, sampai pembakaran sampah.
"Oleh sebab itu kita usulkan untuk TPST Sekoto dan Branggahan. Kedepan ada teknologi pengolahan sampah, harapannya bisa mengolah dan mengurangi sampah di Kabupaten Kediri," jelasnya.
Pemkab Kediri berupaya menekankan edukasi kepada masyarakat, diawali Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana tatkala meninjau Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG). Ia mengungkapkan perihal permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggungjawab petugas kebersihan, akan tetapi seluruh masyarakat Kabupaten Kediri.
Arman berharap masyarakat bisa meningkatkan kesadaran akan permasalahan sampah. Sehingga juga berkontribusi dalam mengatasi volume sampah yang semakin meningkat. Sekaligus untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik.
"Warga harus sadar dan peduli terhadap upaya-upaya pengurangan sampah di lingkungan masing-masing. Pasalnya penanganan sampah kewenangannya lebih ke pemerintah, jika masyarakat bagaimana upaya mengurangi sampah," ulasnya.
Menanggapi itu, Mandor TPA Sekoto, Iswanto mengaku selama ini pengelolaan sampah di TPA Sekoto masih terus berlangsung dengan menerapkan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Mulai sampah organik seperti daun yang diolah melalui tahap pemotongan, pengeringan. Lalu proses penggilingan, pembusukan, fermentasi hingga menjadi komposting. Kemudian, pengelohan sampah berjenis kain dengan pembakaran melalui mesin eksalator.
Sementara untuk pembakaran ranting-ranting pohon, serta pengolahan melalui kolam lindi sebagai sistem penahanan yang dirancang guna mengumpulkan resapan cairan dari lokasi TPA.
"Dari 3R yang masuk ke sini sebagian sudah (diolah), namun tidak sedikit yang belum terurai. Sehingga otomatis ditumpuk, ditata, dipadatkan di sini (TPA)," tandasnya.
Sebagai informasi, TPA Sekoto baru di Kabupaten Kediri yang sejak 2021 diresmikan memiliki luas mencapai 4 hektare dan berkapasitas kurang lebih 525.000 meter kubik. Sementara daya tampung yang besar, TPA Sekoto baru diproyeksikan mampu menampung sampah selama lebih kurang lima tahun sejak diresmikan.