Polemik Konsesi Tambang Ormas Islam, Ini Perspektif Masyarakat Pesantren di Madura

Halaqah tentang tambang di Pesantren Annuqayah Sumenep.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Ra Mamak berharap, suara “Merawat Jagat, Membangun Peradaban” tidak hanya menjadi PBNU di awang-awang. “Kita harus punya isi dan materi dari apa yang kita gaungkan selama ini. Sehingga kita tidak menjadi bully-an,” pungkasnya.

Kader Hanura dan Ummat Ngaku Diintimidasi saat Sosialisasi Paslon 01 Pilkada Tuban

Hadir sebagai pemateri dalam halaqah ini, yaitu dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Moh Shohibuddin dan peneliti Sajogyo Institut Eko Cahyono. “Belum ditemukan adanya penambangan yang berdampak baik terhadap kesejahteraan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan,” kata Eko. 

“Yang sering kita temukan adalah kehidupan yang semakin merana, terbuang dari habitat awal, kehilangan sejarah, budaya dan bahkan kehilangan spiritualitas hidup yang selama ini menjadi sumber nalar masyarakat,” imbuhnya.

Perkuat Operasi Jagratara 2024, Imigrasi Surabaya Tambah 2 Kendaraan Patroli

Menurut Shohibuddin, dampak kerusakan atau mafsadat dari pertambangan sudah jelas dan nyata. Sementara maslahatnya masih spekulatif. Karena itu, komunitas keagamaan jangan sampai menjadikan narasi agama sebagai alasan pembenar bagi kerja-kerja dunia yang cenderung destruktif terhadap mekanisme lingkungan yang memiliki logika tersendiri untuk berubah. 

“Karena bisa saja agama akan menjadi anugerah atau bencana. Dalam interaksi sosial, agama sangat ditentukan bagaimana ia diperlakukan oleh para penganutnya, dipahami bagaimana, digunakan untuk apa, dan yang terpenting, untuk membela siapa,” katanya.

Nenek Asal Pucang Sewu Tewas Tersambar Kereta Api di Ngagel Surabaya