Cak Imin: Nasib PKB adalah Nasib Indonesia
- Viva Jatim/A Toriq A
Surabaya, VIVA Jatim – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempa kader terbaiknya menjadi pemimpin perubahan. Mereka ditempa dalam Sekolah Pemimpin Perubahan yang mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa.
Sekolah Pemimpin Perubahan itu diikuti anggota DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota terpilih pada pemilu 2024. Mereka diberikan pembekalan Sekolah Pemimpin Perubahan yang ditempatkan di Bumi Kemah Coban Rondo Malang.
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Imin memimpin langsung jalannya Sekolah Pemimpin Perubahan. Gus Imin pun menjejali beragam materi kepemimpinan untuk bekal para kadernya yang duduk di kursi legislatif dan eksekutif. Semuanya bermuara kepada kepentingan kesejahteraan masyarakat serta kemajuan Indonesia.
"Karena nasib PKB adalah nasib Indonesia, nasib Indonesia adalah nasib PKB," tegas Gus Imin, Rabu 10 Juli 2024.
Menurut cicit salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri ini, Sekolah Pemimpin Perubahan tersebut digelar sebagai pengingat bahwa tantangan ke depan akan semakin besar yang mengancam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pola pikir pragmatis sudah menjadi tujuan utama ketika seseorang menduduki kursi kekuasaan yang semakin menjauhnya dari nilai-nilai demi kepentingan rakyat.
Pola pikir demikian itu, kata Gus Imin, tidak boleh meracuni setiap kepala kader PKB. Butuh konsistensi agar iming-iming menggiurkan tersebut dapat ditangkal dan tetap berada di rel kebenaran.
"Sekolah pemimpin perubahan ini menjadi pengingat kita semua, tantangan kita semua. Tantangan kita berat persoalan kita rumit tidak akan bisa terselesaikan dengan loyo dan leyeh-leyeh tanpa kekuatan disiplin," jelasnya.
Secara partai, PKB memiliki pegangan yang kuat kerena didirikan oleh para ulama yang tanpa pamrih mengabdikan dirinya untuk kebangsaan. Namun nilai itu akan tidak ada gunanya jika tidak ada konsistensi untuk direalisasikan menjadi produk politik yang mapan.
"Konsistensi itulah yang diwariskan oleh para pendiri PKB yang mereka adalah para ulama," jelasnya.
Gus Imin menegaskan, PKB masih memiliki konsistensi tersebut, sebagai partai kaum bersarung PKB lebih dominan menggunakan politik kebangsaannya. Komitmen tersebut masih terjaga ditengah gempuran politik uang. Itu yang harus ada di setiap diri kader PKB.
"Pertama kali yang rontok sebelum peta uang itu dominan adalah konsistensi. Semua yang menjaga konsistensi akan terjaga dengan baik, semua yang tidak konsisten akan rontok dengan sendirinya," ucapnya.
Lebih dari itu, masih kata Gus Imin, kader PKB harus menonjol dibanding kader partai lain. Harus lebih agresif dan dominan untuk menyuarakan suatu kebenaran, itu modal utama menjadi pemimpin.
"Syarat minimal kita agresif, kita bukan pemimpin kalau tidak agresif. Peta politik seburam dan serumit apapun kita atasi secara teoritik dan tepat," katanya.