Ketua Pusat PSHT: Perguruan Ajarkan Budi Luhur Bukan Anarkis

Ketua Pusat PSHT Moerdjoko saat berada di Surabaya.
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Surabaya, VIVA, Jatim – Ketua Pusat Persaudaraan Silat Setia Hati Terate (PSHT) Madiun, Moerdjoko, mengaku kecewa atas terjadinya aksi pengeroyokan anggota polisi saat organisasi yang dipimpinnya berkegiatan di Kabupaten Jember, pada Senin, 22 Juli 2024.

3 Pendekar Silat PSHT Rampas Motor Warga di Jalan Mastrip Surabaya Diringkus Polisi

Ia menyampaikan, aksi anarkis bukanlah budaya PSHT. Karena selama ini, perguruan selalu menanamkan budi luhur dan kesetiakawanan.

"PSHT mengajarkan budi luhur kok, terus [kenapa] berbuat anarkis seperti itu. Apalagi menentang hukum, melanggar hukum," ujarnya di Surabaya, Kamis, 25 Juli 2024.

Ngeri, Celurit Panjang yang Disita Polres Mojokerto dari Pemuda Hendak Tawuran

Moerdjoko pun mengatakan telah menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang menyeret belasan oknum pendekar PSHT atas kasus pengeroyokan petugas polisi dan menganggap kejadian ini sebagai evaluasi untuk membenahi organisasi.

"Ya sudah kita serahkan pada proses hukum yang berlaku," lanjutnya.

Kapolda Jatim Ingatkan PSHT Buntut Insiden Pengeroyokan Polisi di Jember

Ia lalu menjelaskan, insiden pengeroyokan sebenarnya sudah diantisipasi oleh Pengurus PSHT Cabang Kabupaten Jember dengan mengerahkan 600-an Pamter atau pasukan Pengaman Persaudaraan Setia Hati Terate.

Bahkan kala itu, dikatakannya, tidak ada petugas kepolisian yang berjaga di lokasi kegiatan. Namun rupanya keadaan di lapangan berkata lain, oknum pesilat justru memprovokasi rekannya untuk berbuat anarkis hingga seorang petugas Kepolisian Sektor Kaliwates menjadi korban pengeroyokan.

Halaman Selanjutnya
img_title