Warga Nganjuk Mulai Resah, Tabung Gas Melon Langka 2 Minggu Terakhir

Ilustrasi/Kelangkaan Gas LPG 3 Kg
Sumber :
  • Istimewa

Nganjuk, VIVA Jatim –Kelangkaan stok hingga kenaikan harga tabung gas LPG tabung 3 kilogram (kg) atau yang kerap disebut tabung gas melon, mulai dirasakan masyarakat Nganjuk. Beberapa warga mengeluh kesulitan mencari warung atau pangkalan resmi yang menjual gas melon sejak 2 minggu hingga 2 bulan terakhir.

Bus PHD Trans Terguling Hebat di Tol Jombang, Kernet Tewas dan Sopir Luka

Eko (39), warga Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, mengatakan kelangkaan tabung gas 3 kg itu sudah dirasakannya sekitar hampir 2 minggu. Menurutnya, kelangkaan tabung gas melon itu cukup memengaruhi usahanya sebagai penjual nasi goreng.

"Gas melonnya sedang langka, setidaknya sampai kemarin, saya sebagai penjual warung makan merasakan kesulitan mencari gas sejak hampir 2 minggu yang lalu," kata Eko kepada Viva Jatim pada Rabu, 4 September 2024.

Toko Laundry di Tulungagung Terbakar gegara Tabung Gas, Kerugian Rp500 Juta

Sejak kelangkaan tabung gas melon itu, ia harus berkeliling hanya untuk mendapatkan satu tabung gas. Padahal, sehari ia membutuhkan 2 tabung gas melon untuk tiga kompor yang tersedia di tempat makannya.

"Jadi setiap mau jualan harus muter-muter dulu mencari gas ke pengecer. Paling cuma dapat satu," jelasnya.

Beli BBM Pertalite Kini Pakai QR Code, Ini Kata Pengamat Ubaya

Eko pun mengaku lebih sering membeli gas di warung ketimbang di pangkalan. Namun, saat mencari persediaan gas di pangkalan pun menurutnya juga terbatas.

"Paling ke pangkalan gas di desa, tapi itu juga kosong. Kalau ada itu sudah dipesan orang-orang yang akrab sama penjual pangkalannya, jadi ya ketar-ketir," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Siti (35) pedagang gorengan asal Tempuran Kecamatan Ngluyu. Ia juga merasakan kesulitan mencari gas di pangkalan sekitar rumahnya.

"Ada pangkalan, tapi stoknya terbatas jadi lebih sering untuk langganan. Kadang ikut antre dari pagi baru dapat siang," jelasnya.

"Tapi kan kita kalau pedagang butuhnya sehari satu, kalau di pangkalan dibatasi, jadi tetap kurang makanya tetap ke warung," sambungnya.

Ia menambahkan, jika membeli tabung gas 3 kg dari pengecer harganya terpaut jauh dari harga di pangkalan yang dijual Rp 18.000. "Harganya juga mahal, bisa sampai Rp 22 ribu," ungkapnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Pemkab Nganjuk, Yudhi harnanto dilansir dari suarajatimpost.com mengatakan, rencana besok pihaknya akan melakukan rapat perihal kelangkaan gas melon dan membahas berapa masukan termasuk di wilayah Baron.

"Nanti kita cek ke lapangan, apa benar ada kelangkaan," katanya.

Selain itu, jika benar ada kelangkaan gas melon ini, pihaknya minta informasi untuk sidak ke lokasi, baik itu agen ataupun kios.

”Sepertinya tidak langka (elpiji karena dampak pembatasan, red). Dari pantauan kami tidak ada kelangkaan. Distribusi cukup dan stok aman. Namun, karena momen jelang puasa dan lebaran, tingkat konsumsi agak meningkat," terangnya. 

Disinggung kelangkaan di wilayah Baron, Kertosono dan Patianrowo, sulitnya mendapat gas itu, Yudi menjelaskan pihaknya akan lihat di titik SPBE nya, apakah mengulang yang seperti kemarin. Pasalnya, pada bulan juli pihaknya juga lakukan sidak di wilayah Baron

"Kita pernah sidak di SPBE Baron, yang katanya ada penambahan jumlah kuota," tuturnya.

Untuk mengantisipasi sulitnya gas melon, lanjut dia, pihaknya selalu berkoordinasikan dengan Dinas Indak serta pertamina terkait fenomena yang terjadi akhir-akhir ini.

”Kami sudah mengusulkan dan berkoordinasi baik dengan Indak dan Pertamina," paparnya.