Sejumlah Aktivis Perempuan Soroti Maraknya Kasus KDRT Berujung Maut di Sumenep
- Istimewa
”Masyarakat harus memiliki kesadaran dan melakukan penyadaran bersama-sama untuk menegakkan keadilan. Selain menghukum pelaku seberat-beratnya, harus ada upaya dari semua elemen masyarakat agar kasus ini tidak terus berulang,” tambahnya.
“Speak up atau bercerita pada orang yang tepat saat mengalami KDRT bukanlah mengumbar aib rumah tangga. Upaya perlindungan terkadang bisa didapatkan melalui jalan bercerita pada orang yang tepat.” terangnya.
Faktor Mendasar Penyebab KDRT
Ketua Forum Ulama Perempuan Madura, Raudlatun memandang ada tiga 3 faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya KDRT. Pertama adalah hubungan yang dibangun dengan relasi kuasa.
"Jadi relasi yang dibangun dalam keluarga itu adalah relasi kuasa bukan relasi kemitraan," ungkapnya.
Yang kedua adalah budaya patriarki, dimana seakan-akan laki-laki itu adalah nomer satu dalam keluarga. Ketiga, adalah pemahaman-pemahaman atau penafsiran yang masih bias dan bahkan toko agama juga melanggengkan bahwa perempuan boleh dipukul dengan alasan untuk mendidik.
"Ini yang menjadi salah. Padahal, Rasulullah sangat tidak suka dengan suami yang kasar pada istrinya," ujarnya.