Tiga Desa di Gresik Demo PT Freeport, Tidak Puas Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Ribuan warga tiga Desa demo di Freeport Gresik
Sumber :
  • Viva Jatim/Imron Saputra

Gresik, VIVA Jatim – Bentuk tidak puas atas penyerapan tenaga kerja, ribuan warga dari Desa Watuagung, Tanjungwidoro dan Kramat di Pulau Mengarep, Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik melakukan aksi demo di depan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Presiden Jokowi Puji Keberlangsungan MotoGP Mandalika Tahun Ini: Fasilitas Semakin Baik

Saat aksi demo, warga yang tinggal di kawasan ring satu KEK JIIPE ini membentangkan spanduk dan melakukan orasi yang mendapat kawalan dari petugas keamanan dan petugas TNI-Polri. Spanduk yang panjang bertuliskan buat apa dibangun pabrik pengolah emas, kalo kita tetap susah beli beras !!! di bawa para warga pendemo.

Abdul Amin selaku koordinator lapangan aksi demo mengatakan demo ini dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan atas penyerapan tenaga kerja bagi warga Mengare Komplek di Smelter PTFI yang dinilai jauh dari kesepakatan awal sebesar 60 persen warga lokal.

AMTI Sebut Peraturan Turunan PP Kesehatan Abaikan Aspirasi Ekosistem Tembakau

“Kami ingin menyampaikan aspirasi terkait ketenagakerjaan yang pernah dijanjikan oleh pihak kawasan (KEK JIIPE). Janji 60 persen penyerapan tenaga kerja sejauh ini belum terealisasi,” teriaknya, Selasa, 15 Oktober 2024.

Pembangunan kawasan JIIPE sangat terdampak bagi warga Mengare Komplek yang keseharian bekerja sebagai nelayan dan petambak. Mereka yang terdampak sedianya diprioritaskan bekerja di Smelter PTFI yang sudah mulai beroperasi.

Demo Tolak RUU Pilkada di Mojokerto Diwarnai Bakar Ban, Tapi Tetap Kondusif

“Kami menuntut hak-hak kita sebagai warga Mengare disejahterakan terkait adanya PT Freeport ini. Sudah sepatutnya kami sebagai warga lokal terutama berada di ring satu, penyerapan tenaga kerjanya harus besar. Namun, sampai saat ini belum kami rasakan,” ujar Amin.

Ditempat yang sama, Abdul Wahab Syahroni menambahkan adanya demo ini akan ada solusi melalui mediasi antara kedua belah pihak. Bahkan bila mediasi tidak tercapai, maka tidak menutup kemungkinan warga akan menggelar demo kembali dengan massa yang lebih banyak.

“Aspirasi sudah kami sampaikan ke PT Freeport. Jika nantinya tidak ada mediasi, maka kami akan datang lagi dengan membawa massa yang lebih besar lagi. Kita buktikan bahwasanya kita ini warga lokal yang kompak dan tidak mau hanya menjadi penonton dengan adanya perusahaan raksasa di Gresik ini,” terangnya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia (PTFI), Katri Krisnati menandaskan, PTFI senantiasa mematuhi ketentuan dari Pemda Jatim dan Kabupaten Gresik mengenai prioritas tenaga kerja dari desa sekitar Smelter yang telah memenuhi kualifikasi dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.

“PTFI terbuka kepada setiap perusahaan lokal yang ingin bekerja sama dan berkontribusi dalam operasional Smelter dengan melewati proses kualifikasi, verifikasi, dan evaluasi,” ungkapnya.