Wakil Ketua DPRD Jatim Sambut Baik Pembangunan Pabrik Metanol di Bojonegoro
- VIVA Jatim/A Toriq A
Surabaya, Viva Jatim - Pimpinan DPRD Jawa Timur menyambut baik rencana pembangunan pabrik metanol di Kabupaten Bojonegoro.
Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni menilai, pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro akan mengangkat perekonomian masyarakat karena bisa menyerap tenaga lokal di wilayah tersebut.
"Tentunya ini bisa menunjang perekonomian di Bojonegoro khususnya warga setempat," kata Sri Wahyuni, Selasa 3 Desember 2024.
Ia berharap dari awal proses pembangunan pabrik metanol pemerintah mulai melibatkan tenaga lokal. Pemanfatan tenaga lokal juga diharapkannya untuk selanjutnya tatkala pabrik mulai beroperasi.
"Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengangguran. Begitu juga bisa menambah perekonomian warga setempat. Saya mendapat informasi bisa menyerap tenaga kerja antara 2000 hingga 3000 orang," tuturnya.
Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan, keberadaan pabrik Metanol sebagai upaya Pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan campuran biodiesel. Selama ini, 80 persen metanol untuk mencampur biodisel dan itu diperoleh dari impor.
"Maka pemerintah akan bangun pabriknya di Bojonegoro dengan industri kurang lebih sekitar US$ 1,2 miliar investasinya. Tentunya pembangunan pabrik ini bisa mendukung program pak Prabowo untuk swasembada energi,” katanya.
Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia bersiap membangun pabrik metanol senilai USD1,2 miliar.
"Itu akan lagi dibangun, sekitar 1 sampai USD1,2 miliar," ujar Bahlil.
Pembangunan pabrik di daerah Bojonegoro, Jawa Timur ini akan dimulai pada 2025. Pabrik metanol ini memiliki kapasitas produksi 800 ribu ton metanol per tahun.
Menurutnya, langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan metanol dalam negeri yang saat ini masih impor.
Bahlil menyampaikan, pembangunan pabrik metanol dapat menghemat devisa, dan neraca perdagangan yang positif.
"Yang jelas itu untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kita kan selama ini impor 80 persen. Kalau kita bangun biodiesel kayak B40, B50, itu pasti nambah lagi volume impor kita," katanya.