Atap Sekolah Dasar di Mojokerto Ambruk Setelah 2 Tahun Rusak
- VIVA Jatim/M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim - Kondisi atap gedung SDN Gunungan Dawarblandong, Mojokerto memprihatinkan. Atap bangunannya ambruk setelah 2 tahun mengalami kerusakan.
Pantauan di lokasi pada Jumat, 3 Desember 2024, kerusakan terjadi di gedung sisi timur. Gedung ini terdapat 4 ruangan, yaitu ruang UKS, kelas 1A, 1B dan 2A.
Kerusakan paling parah terjadi di ruang kelas 1B dan 2B. Teras ruangannya runtuh total sehingga kerangka teras, plafon dan genting berserakan di lantai. Sedangkan gentingnya di atas gedung tampak bergelombang.
Sementara, teras depan ruang UKS dan 1A jebol-jebol. Namun atapnya dalam kedua ruangan tersebut belum sampai ambruk.
Kepala Sekolah SDN Gunungan Sokip mengatakan, ambruknya atap gedung tersebut terjadi pada Senin, 30 Desember 2024 sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu tidak ada kegiatan belajar mengajar (KBM) karena para siswa sedang libur semester.
Tetapi, gedung di sisi timur ini sudah tidak difungsikan sejak 2 tahun lalu. Karena kondisi atapnya rawan ambruk dan membahayakan bagi siswa.
“Kondisi sebelumnya itu genting sudah bergelombang, (kontruksi) kuda-kuda putus, kondisinya mengkhawatirkan,” katanya kepada VIVA Jatim, Jumat 3 Januari 2025.
Selama ini, lanjut dia, siswa kelas 1 dan 2 menempati ruangan laboratorium serta perpustakaan. Jumlah siswa masing-masing sekitar 30 siswa.
Sokip mengaku sudah tiga kali mengajukan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik untuk memperbaiki gedung sekolah. Akan tetapi, gagal dapat DAK.
“Namanya mengajukan bisa turun bisa tidak. (Terakhir kali mengajukan DAK) tahun 2024. Katanya dapat tapi ya tidak dapat,” ujarnya.
Kemudian, di tahun 2019, pihak sekolah kembali melakukan perbaikan mandiri bersama komite, dan perangkat desa setempat. Saat itu, perbaikan mandiri menyentuh genteng dan tembok.
Namun, perbaikannya tidak bertahan lama. Tahun 2022 rusak lagi, terutama di bagian plafon. Akhirnya diungsikan ke ruangan lain dan gedung tersebut tak difungsikan.
“Ada yang dipindahkan ke ruang laboratorium, ada yang ke perpustakaan. Jadi aman,” pungkasnya.