2 Tahun Gedung SD di Mojokerto Rusak hingga Atap Ambruk, Disdik Sebut Tak Ada Anggaran
- VIVA Jatim/M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim – Atap bangunan di SDN Gunungan, Dawarblanding, Mojokerto ambruk setelah 2 tahun mengalami kerusakan. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mojokerto beralasan selama ini tak anggaran untuk memperbaiki bangunan 4 ruang tersebut di sekolah tersebut.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kabupaten Mojokerto Indi Ilmiah saat meninjau SDN Gunungan pada Jumat, 3 Januari 2024. Ia memperkirakan, perbaikan plafon dan atap 1 ruangan membutuhkan anggaran Rp 200 juta.
"Jadi, kalau 4 ruangan butuh anggaran kurang lebih Rp 800 juta," katanya.
Atap yang rusak berada di ruang kelas 1A, 1B, 2, serta ruang UKS SDN Gunungan. Nampak teras ruang kelas 1A dan 1B ambruk total. Sedangkan bagian lainnya sudah lapuk sehingga nyaris ambrol.
Padahal, atap 4 ruangan itu pernah direhabilitasi pada 2019 menggunakan anggaran sekolah, komite sekolah serta iuran perangkat Desa Gunungan. Namun, sekitar 3 tahun kemudian, atap sudah lapuk dan kembali rusak.
Keempat ruangan tersebut terpaksa dikosongkan sejak sekitar 2 tahun lalu. Karena rawan ambruk saat kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Siswa kelas 1 dan 2 SDN Gunungan dialihkan ke ruangan laboratorium dan perpustakaan.
Kepala SDN Gunungan Sokip mengaku sudah 3 kali meminta anggaran perbaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Namun, sampai atap sekolahnya ambruk pada Senin (30/12) siang, tak ada tindak lanjut dari pemerintah.
Indi mengakui permohonan rehab SDN Gunungan diajukan setiap tahun ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Namun, anggaran dari APBD Kabupaten Mojokerto maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat tak cukup untuk menyentuhnya.
Sebab, kerusakan atap 4 ruangan di SDN Gunungan tidak masuk skala prioritas untuk diperbaiki. Sebab para siswa masih bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di perpustakaan dan laboratorium. Kini perpustakaan dan laboratorium sudah diubah menjadi ruang kelas 1 dan 2.
"Untuk rehab ada skala prioritas. Kami utamakan sekolah yang ruang kelasnya terbatas. Di sini kegiatan belajar mengajar tidak terhambat," jelasnya.
Sebagai tindakan sementara, tambah Indi, pihaknya meminta Kepala SDN Gunungan segera membongkar atap yang rusak. Tujuannya tak lain agar tidak menimpa para siswa yang bermain di bawahnya. Di sisi lain, ia berjanji bakal terus mengusulkan anggaran untuk perbaikan.
"Mudah-mudahan saja tahun depannya bisa," pungkasnya.