Bupati Ngawi dan Nganjuk Ajak Masyarakat Merefleksi Makna Puasa

Bupati Ngawi dan Nganjuk Isi Kegiatan Ramadan di DPD PDIP Jatim.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Meski terlihat sederhana namun tiga kegiatan itu cenderung sulit dilakukan. Hal ini, juga tercatat dalam riwayat hadis. 

Pedagang di Pasar Pojok Ngawi Didatangi Mas Ony, Curhat Soal Modal Usaha

Ony mencontohkan pada aspek ketiga yakni merawat silaturahmi. Seringkali dalam satu keluarga, orang tua lebih fokus pada anaknya yang sedang di perantauan. Tanpa sadar setiap hari anak lainnya yang selalu menjaga dan merawatnya. 

"Kadang kita lupa tiap hari kita berinteraksi, ini yang harus kita pahami dulu. Saudara kita, kerabat kita, orang tua kita baru yang lainnya, kadang ini malah kelewatan," sebutnya.

Puluhan Tahun Menunggu, Warga Senang Jembatan Sidolaju Ngawi Dibangun

Selanjutnya pada aspek mohon ampunan. Menurut Ony saat sekarang bangsa ini sangat beruntung sebab budaya saling memaafkan sudah terjaga. 

Dulu budaya ini diawali oleh Ir. Soekarno bersama para alim ulama yang membuat kegiatan bernama halal bihalal usai Ramadan. Dengan ini masyarakat tak perlu malu jika ingin minta maaf maupun memaafkan.

Gus Ibin Didukung Akademisi dan Mahasiswa Maju Bupati Nganjuk

"Dulu Pak Soekarno dengan alim ulama yang membudayakan halal bihalal. Kalau tidak ada acara itu mungkin minta maaf itu gengsi. Ketika halal bihalal kita salamannya rame-rame jadi gengsinya hilang," terang Ony.

"Jadi kita bersyukur mendapati bulan Ramadan bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
img_title