Inflasi Jatim di Bawah Nasional, DPRD Puji Langkah Pemprov
- VIVA Jatim/A Toriq A
Surabaya, VIVA Jatim – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jawa Timur pada April 2025 sebesar 0,93 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang berada di level 1,17 persen.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Blegur Prijanggono, menilai pencapaian ini merupakan hasil dari kebijakan Gubernur Khofifah yang dinilai berhasil menekan inflasi di Jawa Timur.
“Tentunya ini bukti kerja-kerja gubernur Khofifah nyata mampu menjaga ekonomi Jawa Timur stabil. Tak hanya itu, keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan sinergi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” ujar Blegur.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan bahwa selama bulan Ramadan, khususnya menjelang Idulfitri, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu menahan laju kenaikan harga, terutama di sektor pangan.
“Kondusif dan tidak ada gejolak di masyarakat soal kenaikan harga,” tuturnya.
Blegur menyebutkan bahwa salah satu kebijakan yang berperan penting adalah pelaksanaan pasar rakyat.
"Dengan konsep pasar rakyat yang dilaksanakan Gubernur Khofifah, maka tak ada kenaikan bahan pokok selama Ramadan. Saya berharap ini terus dipertahankan dan tentunya kami apresiasi,” pungkasnya.
Selain pengendalian inflasi, kinerja ekspor Jawa Timur juga menunjukkan tren positif. BPS melaporkan bahwa nilai ekspor Jawa Timur pada Maret 2025 mencapai Rp6.134,9 miliar, menjadikannya sebagai provinsi dengan nilai ekspor tertinggi kedua secara nasional.
Nilai tersebut naik 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, nilai impor juga mengalami peningkatan sebesar 3,28 persen.
Di sektor pariwisata, Jawa Timur mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di Pulau Jawa untuk periode Januari–Maret 2025, yaitu sebanyak 56.971 kunjungan.