DPR RI Desak Audit Total Bandara YIA: Terlalu Mahal, Sepi dan Berisiko Tinggi!
- Istimewa
Ketidaksesuaian jadwal antara kereta api dan penerbangan juga menambah rumit masalah aksesibilitas, menyulitkan penumpang untuk merencanakan perjalanan.
Tidak hanya soal akses, BHS juga mempertanyakan biaya pembangunan YIA yang mencapai Rp11-12 triliun, angka yang fantastis jika dibandingkan dengan Bandara Kertajati yang luasnya dua kali lipat namun hanya menelan biaya Rp2,8 triliun.
"Ini perlu dilakukan audit, kenapa bisa semahal itu, padahal luas bandara lebih kecil, spesifikasi runway dan jumlah garbaratanya hampir sama," tegas BHS, menyerukan audit mendalam terhadap anggaran pembangunan YIA.
Ancaman Bencana dan Bahaya Operasional yang Mengintai
Di balik megahnya pembangunan YIA, BHS mengungkapkan serangkaian potensi bahaya yang mengancam keselamatan penerbangan dan operasional bandara.
Pertama, lokasi YIA yang sangat dekat dengan pantai selatan menyimpan risiko tinggi terhadap potensi tsunami akibat gempa megathrust lempengan Indo-Australia.
"Potensi terjadinya tsunami akibat gempa megathrust di lempengan Indo-Australia sangat besar. Ini pernah terjadi, dengan ketinggian tsunami mencapai 13 meter di sekitar lokasi bandara, sekitar 200 tahun lalu," jelasnya, sembari menyoroti kondisi tanah di area bandara yang cenderung gembur dan rawan likuifaksi.