AOI Dorong Milenial Menjadi Petani Organik Demi Keberlangsungan Pangan

Pelatihan Organic Youth Camp (OYC) 2023 di Mojokerto
Sumber :
  • Muhammad Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Petani organik dari Wehasta Mojokerto, Cak Toko sempat membagikan pengalamannya. Menurutnya memang tidak mudah mengubah mindset para petani yang terlanjur bergantung pada pupuk dan pestisida kimia. Terlebih lagi pertanian organik butuh waktu cukup lama untuk mencapai hasil panen yang maksimal.

Ketum PSI Kaesang Safari Politik ke Surabaya, Disambut Konvoi Anak Motor

"Memang di awal, produktivitasnya [pertanian organik] agak menurun, sekitar 20 persen dibandingkan pertanian konvensional. Karena nutrisi tanah belum pulih sepenuhnya. Pengalaman saya butuh 3 tahun sampai tanah pulih dan hasilnya sama dengan pertanian konvensional," ungkapnya.

Namun, turunnya hasil panen di masa awal peralihan ke pertanian organik bisa ditutup dengan harga panen yang lebih tinggi. Selain itu, biaya tanam dan perawatan tanaman menjadi lebih rendah karena petani organik tak perlu membeli pupuk maupun pestisida kimia. Pupuk kandang atau kompos dan pestisida nabati sebagai gantinya.

Khofifah Gandeng ITS dan Unicef Resmikan Program Digital Skill

"Apalagi kalau di setiap desa ada pengolahan sampah untuk pupuk kompos untuk memenuhi kebutuhan para petani organik," pungkasnya.