Untung Besar Bisnis Swalayan Ikan Hias di Mojokerto, Pembeli Pilih dan Tangkap Suka-suka 

Warga tangkap ikan di Swalayan Ikan Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi Hermansyah

Jatim – Bisnis swalayan ikan hias di Dusun/Desa Modongan, Kecamatan Sooko, Mojokerto mampu meraup keuntungan besar. Dalam sebulan omzetnya mencapai Rp 150 juta.

Ancam Kebebasan Pers, Jurnalis Blitar Aksi Tolak RUU Penyiaran

Swalayan ikan ini milik Endik Yuli Arisianto. Bisnis yang ia tekuni sejak 2017 ini memang mengandalkan hobi dari orang lain. Dengan semangat yang tinggi mengantarkan ia dari seorang penjual ikan eceran menjadi pengusaha ikan untuk partai besar. 

Terlebih, pria berusia 49 tahun ini menerapkan konsep pembeli bebas memilih dan mengambil ikan sendiri. Tak ayal, konsep ini membuat swalayan ikan hias Endik sangat digandrungi dan tak pernah sepi pembeli. Ditambah pilihan ikan yang disedikan mencapai 80 jenis ikan air tawar

Oknum PNS Tulungagung Ditangkap Polda Jatim saat Pesta Narkoba di Surabaya

Puluhan ikan hias yang tersedia di swalayan ini di antaranya ikan cupang, lele, fera feri, mas koki, koi, ikan mas, mas komet, red devil, balon atau moli, ikan thailand, moli hitam, dan moli golden black. Ada pula platy, danio, glofish, tetra, barbir, kaviar, lemon, neon, black gosh, snow white, serpae, redfin serta lobster hias.

"Yang paling ralis itu ikan komet, lele, patin, apalagi yang viral sekarang seperti glowfish, tetra glowfish, sumatra glow fish, mujaer, balon, cupang, dan koki, " katanya kepada Viva Jatim, Jum'at, 9 Juni 2023. 

Menimbang Duet Khofifah-Kharisma bila Emil Dardak Tak Maju Pilgub Jatim

Para pembeli bisa memilih dan menangkap ikan yang dicari di kolam beton maupun akuarium.  Khusus ikan cupang berusia 3 bulan dipajang di dalam toples dan botol. 

Bukan tanpa alasan mengusung konsep tersebut. Bapak empat anak ini ingin memuaskan pelanggannya. Jika ada pembeli datang, Ia hanya memberitahu ciri-ciri ikan yang sehat dan bagus. 

"Ciri-ciri ikan sehat itu seperti licin, sisiknya kasar, jangan sampai kulitnya terluka. Kalau ditempat lain nggak boleh pasti sampai ikannya dipegang-pegang, disini bebas, " ungkapnya. 

Selain itu, pembeli juga diizinkan membungkus sendiri ikan kesukaan, lalu membayarnya di kasir. Harganya pun bervariasi, tergantung ukuran, warna, dan jenis ikan. Semakin unik, makan semakin mahal harganya. Namun, Endik membanderol ikan dengan harga dibawah pasaran. 

Misalnya, ikan koi sepanjang 30-50 cm paling mahal Rp 500 ribu/ekor. Mujaer hanya Rp 50-70 ribu dapat 100 ekor, cupang dari Rp 2.500/ekor sampai Rp 100 ribu/ekor, glofish Rp 3.000-5.000/ekor, mas koki dari Rp 3.000/ekor sampai Rp 50 ribu/ekor dengan panjang 15 cm, sedangkan akara Rp 10 ribu/ekor.

Pembelinya yang datang tidak hanya dari Mojokerto, namun juga dari berbagai daerah di Jawa Timur, baik penghobi ikan hias maupun para reseller. Seperti Jombang, Pasuruan, Kediri, Nganjuk, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro. Sejak pandemi COVID-19, ia tak lagi melayani pengiriman.

"Resellerku 80 persen orang Mojokerto, ada 100 lebih. Selebihnya dari Jombang, Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, dan Pasuruan. Omzet diatas Rp 150 juta," bebernya Cak Endik, sapaan akrabnya. 

Cak bukan pembudidaya ikan hias. Ia mendatang berbagai jenis ikan hias dari para pengepul di Blitar, Tulungagung, Kediri. Dalam sepekan, para pengepul mengirim sebanyak 5 kali. "Satu minggu itu kira ada 50 ribu ekor," ujarnya.

Swalayan ini buka setiap hari pukul 05.30-17.30 WIB. Selain ikan, Cak Endik juga menjual beragam aksesoris akuarium dan makanan ikan. Dibelakang swalanya ia mempunyai kolam renang di bagian paling belakang. Tiket masuknya hanya Rp 5.000 per orang. 

"Airnya segar karena tanpa kaporit, maksimal kami ganti 2 hari sekali," pungkasya.