Prof Nuh: Idul Adha dan Ibadah Haji Ajarkan Semangat Menang Bersama
- Nur Faishal/Viva Jatim
Menarik sekali, sabda Rasulullah Muhammad SAW itu menggunakan kata sambung (أَو ) yang artinya atau, bukan (و) yang artinya dan, sehingga ketiga amalan tersebut bersifat ‘independen’. Seseorang bisa jadi hanya memiliki satu atau dua diantara ketiga amalan tersebut, namun menjadi sempurna apabila memiliki ketiganya.
“Urutannya pun dimulai dari sedekah jaryah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan. Sedekah jaryah (wakaf) memang yang paling mudah untuk dilaksanakan. Faktor diri sendiri sangat dominan, sedangkan ilmu yang bermanfaat memiliki proses yang panjang yang melibatkan banyak orang (guru, kyai, praktisi, dan sebagainya), atmosfer dan fasilitas pendukung lainnya. Dan ultimate goalnya adalah anak sholeh yang mendoakan. Ini yang paling rumit, melibatkan banyak pihak dan lintas dimensi,” katanya.
Menjadi keyakinan bersama bahwa meskipun kita telah meninggal dunia, ada tiga hal yang terus memiliki nilai manfaat yaitu sodaqoh jaryah (wakaf), ilmi yang bermanfaat atau anak yang sholeh yang mendoakannya. Ketiganya membentuk segi tiga yang saling terkait (intercausality) dengan anak yang sholeh sebagai puncaknya.
“Menjadi tugas utama kita untuk menyiapkan orang yang sholeh tersebut sampai pada level generasi (dzurryat). Begitu jumlah orang jahatnya lebih besar dari orang baik (sholeh) maka rusaklah tatanan kehidupan kita. Untuk itu, harus disiapkan sumberdaya yang bersifat strategis pula, bukan sumberdaya yang bersifat taktis,” katanya.
Nuh berharap Masjid Nasional Al Akbar Surabaya sebagai salah satu Masjid terbaik di negeri ini, kini saatnya meningkatkan perannya sebagai pengelola sumberdaya strategis yang terbaik.
“Rasulullah SAW pernah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengerjakan dalam Islam, Sunnah yang baik, maka ia mendapat pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengerjakan dalam Islam Sunnah yang jelek maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti mereka sedikitpun’ (HR. Muslim no. 1017),” katanya.
Sebagai informasi, Sholat Idul Adha di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dihadiri oleh Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur H Emil Elestianto Dardok, jajaran Forkopimda dan 40 ribu jamaah lain.