Kades Nyabu Masuk Rehabilitasi, BNN Tulungagung: Minimal Seminggu Sekali

Suasana Balai Rehab Napza Tulungagung
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim – Salah satu oknum Kepala Desa berinisial R di Tulungagung yang tersandung kasus narkoba mendapat rekomendasi untuk rehabilitasi. Kades R harus menjalani rehabilitasi minimal seminggu sekali di Klinik Rawat Jalan Badan Narkotika Nasional (BNN)Tulungagung.

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

Hal itu disampaikan oleh Ketua BNN Kabupaten Tulungagung, Rose Iptriwulandhani. Ia menjelaskan Kades R mendapat rekomendasi untuk rehabilitasi usai dari Tim Assesment Terpadu (TAT) rawat jalan di Klinik BNN. Lama rehabilitasi selama 3 bulan kedepan mulai Oktober hingga akhir tahun 2023.

"(Rehabilitasi) bisa seminggu dua kali, minimal seminggu sekali dan maksimal seminggu 3 kali. (Lebih) seminggu 3 kali kurang efektif belum bsa melihat perubahan apa ada perkembangan atau tidak, karena terlalu mepet," ujarnya usai melakukan sosialisasi Anti Narkoba di SMPN 1 Bandung, Rabu, 25 Oktober 2023.

Bayi Kembar Siam di Tulungagung Dioperasi Pemisahan Tunggu 8-10 Bulan

Rose mengaku tidak setiap hari kades tersebut menjalani rehabilitasi yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD dr Iskak Tulungagung. Melainkan sudah ada jadwal tersendiri masing-masing pengguna yang menjalani rehablitasi.

Ia mengatakan, setelah nanti menjalani 3 bulan, ada pasca rehabilitasi, tim dari BNN akan mengevaluasi client. Pihaknya akan tetap mendampingi dan memberikan penguatan kepada pengguna agar tidak kembali ke barang terlarang tersebut. 

Ambulans Angkut 8 Penumpang Alami Kecelakaan di Tulungagung, 3 Luka-luka

Wanita Kelahiran Sumenep, 5 September 197 itu berharap oknum kades sebagai publik figur bisa mendukung program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

"Jangan sampai istilahnya ada korban-korban yang lain. (Kasus) ini menujukkan narkoba tidak pandang bulu, dan tidak melihat status ekonominya seperti apa, pendidikannya seperti apa, semua bisa terkena," bebernya.

Halaman Selanjutnya
img_title