Gapoktan Tebu Tulungagung-Blitar-Trenggalek Pakai Urea-NPK Pelangi, 1 Ha Hasilkan 100 Ton
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Akwan berharap akan semakin banyak sosialiasi ke kelompok tani di Jawa Timur Untuk mendampingi petani. Pun pengolahan pupuk hayati kompos seperti di Magetan, sudah bisa produksi yang menjadi dampingan tim agronomis. Mereka memproduksi dan punya pupuk organik untuk konsumsi sendiri, sehingga pupuk yang non subsidi dosisnya bisa berkuang kurang lebih 30 persen.
Edukasi-edukasi terus dilakukan sejalan dengan program Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim pada khsusnya. Akwan bersama tim agronomis tetap menjalankan amanah dari negara untuk mendapingi petani sesuai permintaan dari pemerintah, bahwa petani harus selalu didampingi didalam berbudidaya.
"Kita jembatani untuk mendapatkan informasi pasca panennya, offtaker ini offtaker padi, jagung, horti maupun tebu. Sehingga budidaya ini akan menjadi klaster-klaster baru, termsuk offtaker bawang merah," tutupnya.
Melansir dari data 'Lompatan menuju masa depan' atau Leap Toward The Future yang dikeluarkan PT Pupuk Kaltim sebagai laporan tahunan atau Annual Report tahun 2022 menunjukkan besaran angka produksi pupuk.
Produksi Pupuk Urea untuk domestik non subsidi pada 2018 sebesar 1,17 juta ton, 2019 sebanyak 796 ribu ton. Lalu, disusul 2020 sebanyak 928 ribu ton, di 2021 memproduksi sebesar 1,2 juta ton. Serta di 2022 PT Pupuk Kaltim memproduksi sebesar 1,07 juta ton.
Sedangkan untuk Pupuk Non Urea, Pupuk NPK di 2018 memproduksi sebanyak 231 ribu ton, 2019 ada 119 ribu ton. Berlanjut di 2020 memproduksi 221 ribu ton, disusul 2021 216 ribu ton, serta di 2022 sebanyak 251 ton.