Gapoktan Tebu Tulungagung-Blitar-Trenggalek Pakai Urea-NPK Pelangi, 1 Ha Hasilkan 100 Ton

Petani tebu yang menggunakan sistem baru dan pendampingan PT Pupuk Kaltim
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Kita baru memenuhi kebutuhan nasional kita benahi dulu terutama di Bali di kota-kota yang banyak hotel berbintang," akuinya.

Tulungagung Terima 30 Ribu Bibit Ikan Patin dari LAZISNU Jatim

Terpisah, Koordinator Agronomis PT Pupuk Kaltim Wilayah Jawa Timur, Akwan mengungapkan dalam mengejar kualitas tebu sebenarnya segala sesuatu harus tepat guna. Kesuksesan budidaya kenapa di Indonesia ini produktivitasn dan kompetisi selalu kalah dari negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam sebab belum terukur.

Ia mencontoh yang mendasar dari segi bibit, banyak petani bibit asal membeli. Padahal dalam menanam seperti budidaya sawit atau tebu harus mengetahui asal penangkar serta dengan konsep menanam yang benar.

Ratusan Personel Polisi Disiagakan Jelang Debat Pilbub Tulungagung

"Kedua bahan pupuk yang digunakan adalah bahan pupuk yang benar. Sehingga pemberian asupan gizi ke tebu atau sawit sesuai, dan formula untuk lain kita yang harus tahu," terang Akwan saat dikonfirmasi, Rabu, 1 November 2023.

Ia mengatakan posisi saat ini membuat mekanisme atau kemitraan yang berkesinambungan. Mulai budidaya, kebutuhan petani pihaknya akan mendampingi, termasuk untuk mendapatkan pupuk non subsidi, ada mitra integrator.

Dilarang Bawa Jeruk! Ini 3 Fakta dan Misteri Pantai Kedung Tumpang Tulungagung

Sehingga program budidaya terencanakan kedepan. Lalu, untuk analisa tanah itu petani secara langsung mendapat dampingan dan sealigus mengajak serta mengecek kondisi lahan-lahan. Petani-petani mitra oleh PT Pupuk Kaltim dikumpulkan calon petani calon lahan untuk didata.

Jadi menurut Akwan, petani tinggal bekerja berbudidaya dengan pendampingan budidaya yang benar. Bibit juga begitu, memberikan edukasi bibit yang bagus demikian, ada penangkar, penangkar dari mana untuk mendapatkan kualitas tebu siap giling dan memiliki rendemen tinggi.

"Karena offfeker atau PT Inti Rosan sebagai pembeli tebu yang dihasilan petani juga nanti mendpaatkan nira yang berkualitas, sehingga ini sebuah elemen yang berkesinambungan," imbuhnya.

Pria yang sudah berusia 50 tahun lebih ini menjelaskan melalui konsep pabrik berproduksi 360 hari atau selama 1 tahun, tidak modal musim giling musim tutup giling akan semakin menyejahterakan petani tebu karena tidak ada permainan harga.

Pabrik tebu akan terus produksi, karena petani menggunakan teknik tanam disesuaikan dengan kemampuan tonase giling dari pabrik. Misal sehari katakan sekian ratus ton akan berkorelasi dengan sekian hetare.

Halaman Selanjutnya
img_title